jpnn.com, JAKARTA - Hasil pengukuran produktivitas nasional regional, dan sektoral yang dilakukan Kementerian Ketenagakerjaan melalui kerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produktivitas tenaga kerja (naker) di Indonesia selama periode 2011-2015 terus mengalami peningkatan. Produktivitas setiap tenaga kerja pada 2015 mencapai Rp 78,18 juta per tahun atau meningkat 4,62 persen dibanding tahun sebelumnya.
Demikian disampaikan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri saat memberikan laporan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam acara penganugerahaan Paramakarya tahun 2017 di Kemnaker, Jumat (8/12). Hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, serta para gubernur, bupati dan wali kota dari daerah asal perusahaan penerima anugerah Paramakarya 2017.
BACA JUGA: Menteri Hanif: Presiden Apresiasi Kemenaker Bukan Menyentil
Terkait upaya peningkatan produktivitas tenaga kerja di Indonesia, Menteri Hanif mengatakan gerakan produktivitas dan daya saing harus digelorakan kembali bukan hanya oleh dunia usaha tapi juga dunia pendidikan, institusi pemerintah dan organisasi lain secara terus menerus.
“Tingkat produktivitas tenaga kerja harus ditiingkatkan dengan cara memperbaiki diri untuk menerapkan prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ramah lingkungan dalm berpikir, bertindak, dan berkarya, “ katanya.
BACA JUGA: Perusahaan dan Pekerja Harus Mengedepankan Dialog Sosial
Menteri Hanif juga menyinggung pentingnya memacu efektivitas, efisiensi, kualitas dan ramah lingkungan dalam berpoduksi. Bahkan jika memungkinkan harus digerakkan secara nasional untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta untuk menyejajarkan Indonesia dengan negara-negara lainnya.
“Dan perusahaan yang berhasil meningkatkan produktivitasnya sebagaimana yang hadir pada saat ini perlu dipacu terus dan ditularkan agar jumlahnya semakin banyak dan menyebar ke seluruh nusantara, “ kata Menteri Hanif.
BACA JUGA: Menteri Hanif Teringat Guru SD yang Galak tapi Hebat
Hanya saja Menteri Hanif juga mengatakan, meskipun tingkat produktivitas tenaga kerja tanah air terus naik tapi bila dibandingkan dengan kondisi di negara-negara lain di ASEAN, Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Bahkan dibandingkan dengan Jepang, pekerja di Negeri Sakura itu mampu menciptakan output hampir empat kali lipat dari nominal uang yang dihasilkan di Indonesia dengan durasi yang sama.
“Kita perlu terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar kompetensi kerja terus meningkat dan pada akhirnya mendukung produktivitas. Upaya peningkatan kualitas SDM bisa dilakukan dengan pelatihan kerja di Balai Latihan kerja dan program pemagangan, “ kata Hanif.
Lebih lanjut Menteri Hanif mengungkapkan, ada delapan provinsi yang produktivitas tenaga kerjanya di atas angka nasional. Kedelapan provinsi itu adalah Provinsi Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Riau, Papua Barat, Papua dan Jambi.
Produktivitas tenaga kerja terendah terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu sebesar 25,60 juta per tenaga kerja per tahun. “Sementara tingkat Kabupaten/kota, Kota Jakarta Pusat Provinsi DKI Jakarta yang tertinggi. Sedangkan yang terendah sebesar 4,98 juta per orang per tahun terjadi di Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur, “ ujar Menteri Hanif.
Untuk kategori lapangan usaha, produktivitas tertinggi oleh real estate yaitu sebesar 927,17 juta rupiah per tenaga kerja per tahun. Sedangkan terendah terjadi di kategori lapangan usaha lainnya yakni sekitar 27 juta rupiah per tenaga kerja per tahun.(eno/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 120 Santri Jawa Timur Datangi Kantor Kemenaker
Redaktur : Tim Redaksi