Menakertrans: Indonesia dalam Keadaan Darurat SDM

Rabu, 30 Oktober 2013 – 19:01 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menyatakan saat ini Indonesia dalam keadaan darurat sumber daya manusia (SDM). Indonesia kekurangan tenaga kerja profesional yang memiliki keterampilan dan kompetensi kerja serta berdaya saing tinggi dalam pasar kerja.

“Kebijakan peningkatan SDM Indonesia  masih berkutat pada wajib belajar 6 tahun hingga 9 tahun. Padahal ini tidak akan mampu meningkatkan kompetensi kerja SDM Indonesia dalam menyongsong AEC 2015,” kata Menakertrans Muhaimin Iskandar dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (30/10).

BACA JUGA: Politikus PKB Desak Polisi Usut Azlaini

Dikatakan Muhaimin, pada era dibukanya pasar barang dan jasa tingkat Asean, atau Asean Economic Community (AEC) 2015, maka keluar-masuknya tenaga kerja antar negara Asean tidak terbendung lagi dan akan saling berkompetisi merebut kue ekonomi di tiap negara.

“Bagi tenaga kerja dari negara AEC yang memiliki kompetensi kerja yang lebih tinggi dari anggota lainnya tentunya akan memiliki kesempatan lebih luas untuk mendapatkan keuntungan ekonomi di dalam AEC. Ini yang harus diwaspadai SDM Indonesia setahun ke depan,” tegas Menteri asal PKB itu.

BACA JUGA: KPK Garap Empat Pejabat Pemko Palembang

Menurutnya, pendidikan setinggi apapun apabila tidak disertai kompetensi yang tinggi, maka akan dikalahkan oleh tenaga kerja yang terampil dan terlatih sekalipun hanya memiliki ijazah jenjang pendidikan lebih rendah.

“Kondisinya (Indonesia) sedang darurat, tenaga kerja terlatih jauh lebih utama dibandingkan dengan tenaga kerja terdidik. Karena itu dibutuhkan lembaga pelatihan dan peningkatan kualitas kurikulum pelatihan yang lebih penting ketimbang lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan yang belum siap kerja," kata Muhaimin.

BACA JUGA: Tegaskan Tender di SKK Migas Sesuai Aturan

Dia menganggap tenaga kerja yang lebih terlatih akan memiliki produktivitas yang lebih tinggi di dalam dunia kerja dan dunia usaha, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan, kesejahteraan dan kualitas hidupnya.

Berdasarkan data BPS Februari 2013, dari jumlah angkatan kerja sebanyak 121,19 juta, sebagian besar didominasi lulusan SD ke bawah sebanyak 56, 67 juta (46,7 persen), SMP 22,1 juta (18.25 persen), SLTA 11,03 juta ( 9,10 persen), Diploma 3,41 juta (2,81 persen) dan lulusan universitas 8,36 juta (6,90 persen).

Posisi Indonesia dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2012 berada pada posisi 121 dari 187 negara. Posisi Indeks Persepsi Korupsi tahun 2012 berada pada posisi 118 dari 176 negara. Posisi daya saing Indonesia tahun 2012 berada pada peringkat ke-50 dari 144 negara, atau menurun 5 tingkat dibandingkan setahun sebelumnya.

Jika dilihat peringkat untuk masing-masing pilar daya saing, maka posisi Indonesia terpuruk pada pilar efisiensi pasar tenaga kerja yaitu peringkat ke-120, disusul pilar kesiapan teknologis yang menempati peringkat ke-85, dan infrastruktur pada peringkat ke-78. Pilar terbaik untuk Indonesia hanya terletak pada ukuran pasar (16), lingkungan makroekonomi (25), dan inovasi (39).

Nah, untuk mengatasi masalah minimnya SDM berkualitas tersebut, Muhaimin mengaku telah melakukan koordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Perindusterian untuk mencari terobosan solusi yang dapat segera terwujud dalam waktu singkat. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolak Kenaikan Upah, Pengusaha Harus Transparan Beber Alasan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler