jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengatakan alasan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadikan COVID-19 sebagai penyebab rendahnya realisasi anggaran bidang kesehatan tidak bisa diterima.
Hal ini disampaikan Saleh, merespons pernyataan Presiden Joko Widodo yang bicara apa adanya terkait kinerja para menteri yang biasa-biasa saja di masa pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Marah 18 Juni, Video Dipublikasikan Tanggal 28, Ternyata Ini Alasannya
Bahkan, presiden menyebut tidak ada kemajuan signifikan. Dalam pidato presiden 18 Juni 2020, disebutkan realisasi anggaran bidang kesehatan hanya 1,53 persen dari Rp 75 triliun.
"Saya mengapresiasi peringatan Presiden Jokowi terkait lambannya penyerapan anggaran di Kementerian Kesehatan. Itu juga menjadi perhatian komisi sembilan. Dalam dua kali rapat kerja terakhir ini menjadi perbincangan hangat di komisi," ucap Saleh kepada jpnn.com, Minggu malam (28/6).
BACA JUGA: Jokowi Sudah Kantongi Nama Menteri yang Mau Diganti?
Saleh menyebutkan, dalam paparan Menkes Terawan dalam rapat terakhir, tingkat penyerapan sudah berada pada posisi 47 persen.
Masih ada 53 persen lagi yang belum terserap. Dari anggaran yang terealisasi itu pun yang terbesar justru untuk BPJS Kesehatan.
BACA JUGA: Beredar Video Pengambilalihan Tahta, Langsung Heboh, Viral
"Itu artinya, masih banyak pekerjaan yang harus dituntaskan oleh Kemenkes," tegas wakil ketua Fraksi PAN DPR ini.
Selain itu, Saleh juga menerima laporan bahwa insentif tenaga medis yang menangani covid-19 belum dibayarkan secara keseluruhan.
Sejauh ini baru dibayar sekitar 40 persen. Sementara sisanya masih menunggu verifikasi data dari daerah.
“Kalau penyerapannya rendah seperti ini, uang tentu tidak akan beredar di masyarakat. Daya beli otomatis akan turun. Akibatnya, akan terjadi krisis seperti yang dikhawatirkan presiden," lanjut Saleh.
Kemudian, alasan menkes yang menyebut bahwa rendahnya penyerapan karena adanya covid-19 tidak bisa diterima. Sebab, corona ini tidak jelas akan sampai kapan berakhirnya.
Kalau Corona tidak berakhir sampai akhir tahun, apakah anggaran yang ada dibiarkan tidak terserap?
Lalu untuk apa pembahasan anggaran tahun 2021? Apa tidak cukup memakai dana sisa yang tidak terpakai di tahun 2020.
Terlepas dari itu, Saleh berpendapat bahwa apa yang disampaikan presiden ini sangat serius.
Buktinya, pidatonya dalam sidang paripurna kabinet 18 Juni 2020, sengaja dipublikasikan melalui channel Youtube resmi Sekretariat Presiden pada Minggu kemarin.
“Kalau tidak mau diketahui publik, tidak mungkin dipublikasikan seperti itu. Ini pasti ada maksud dan tujuannya. Kita tunggu saja bagaimana kelanjutannya. Semoga saja presiden menemukan jalan yang terbaik dalam mengatasi berbagai persoalan yang ada," tandas mantan Ketum PP Pemuda Muhammadiyah. (fat/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam