jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (ADKASI) Lukman Said mengaku sangat sedih melihat perjuangan honorer K2 (kategori dua) mendapatkan status sebagai CPNS.
Sedih karena para honorer K2 harus melakukan aksi unjuk rasa berkali-kali, di daerah maupun di Jakarta. Mereka telah melakukan pengorbanan waktu, energi, dan juga biaya. Pengorbanan yang begitu panjang.
BACA JUGA: Bagaimana jika Honorer K2 tak Lulus Tes CPNS 2018?
Mestinya, terang Lukman, honorer K2 yang sudah mengabdi belasan hingga puluhan tahun dengan upah minim, diperhatikan pemerintah.
Kalau alasannya kompetensinya rendah, pemerintah wajib memberikan pelatihan. Sedangkan batasan usia, sebaiknya diberikan afirmasi.
BACA JUGA: Formasi CPNS 2018: 8 Ribu Lebih untuk Dosen PTN
"Sejak demo dimulai pekan lalu, luar biasa sedih hati kami. Saya sampai menangis melihat tenaga pendidik tua berjuang di jalan. Seandainya ini dilihat para pejabat pemberi keputusan, apakah tega lihat seperti itu," ujar Lukman kepada JPNN, Kamis (10/9).
Dia mengungkapkan, sudah menginstruksikan seluruh DPRD kabupaten untuk mendukung perjuangan honorer K2 jadi PNS. Salah satunya lewat percepatan revisi UU Aparatur Sipil Negara (ASN).
BACA JUGA: Pendaftaran CPNS 2018: Urus SKCK Nanti Saja
BACA JUGA: Bagaimana jika Honorer K2 tak Lulus Tes CPNS 2018?
"Honorer K2 memilih jalan aksi karena tidak ada pilihan lain. Didatangi baik-baik enggak efek. Jadi jangan salahkan mereka bila terus-terusan demo dan mogok," tandas politikus PDIP ini. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengin Tahu Jumlah Guru Honorer se-Indonesia? Wouw!
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad