Menangkan Proyek Hambalang, Adhi Karya Lobi Choel dan Kubu Anas

Senin, 26 Mei 2014 – 15:38 WIB
Mantan Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum (kanan) bersaksi pada sidang terdakwa Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng di Pengadilan Tipikor, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (26/5). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manullang bersaksi dalam persidangan terdakwa kasus dugaan korupsi pembangunan sarana dan prasarana pusat pendidikan dan pelatihan olahraga Hambalang Andi Alifian Mallarangeng.

Dalam kesaksiannya, Rosa menyatakan, PT Adhi Karya sudah melobi beberapa pihak untuk mendapatkan proyek Hambalang. Pihak yang dilobi adalah adik Andi, Andi Zulkarnaen Anwar alias Choel Mallarangeng dan kubu Anas Urbaningrum.

BACA JUGA: Prabowo Bilang, Orang Indonesia Timur Suka Berkelahi tapi Setia

Rosa mengungkapkan, awalnya PT Duta Graha Indonesia (DGI) berencana menggandeng PT Adhi Karya untuk mendapatkan proyek Hambalang. Namun demikian malah DGI gagal mendapatkan proyek.

Rosa melapor ke bosnya Muhammad Nazaruddin bahwa DGI tidak lolos. Mendengar kabar itu, Nazar kaget dan marah besar. Setelah itu, ia  memerintahkan Rosa untuk bertemu dengan pimpinan Adhi Karya.

BACA JUGA: Target Sumbang 10 Juta Suara untuk Jokowi-JK

"Pak Nazar bilang temui pak dirut Adhi Karya kenapa Adhi Karya nyalip-nyalip," kata Rosa dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (26/5).

Rosa berusaha bertemu dengan Arief Taufiqurahman yang saat itu menjabat Manajer Pemasaran Adhi Karya dan anak buahnya di Kemenpora. Akan tetapi setiap mau bertemu mereka selalu mengelak. "Pas mau ketemu mereka selalu bilang di luar kota," ucapnya.

BACA JUGA: Di Hadapan Presiden, SDA Klaim tak Bersalah

Namun, lanjut Rosa, mereka akhirnya bertemu di Kemenpora. "Di situ saya bilang Pak Arief 'gini aja saya tiap hari dimarahin sama bos sebenarnya kayak gimana sih? Jangan setiap hari saya dipimpong. Terbuka saja gimana supaya saya bisa lapor ke pimpinan saya'," tuturnya.

"Akhirnya Arief didampingi oleh stafnya bilang 'gini mbak, terus terang saja, kita coba melobi, kita sudah masuk lewat orang nomor 1 di kementerian ini lewat adiknya pak menteri, Pak Choel. Saya juga melobi lewat bosnya bosmu'," lanjut Rosa.

Begitu disinggung apa yang dimaksud bosnya dari bosmu seperti yang diungkapkan Arief, Rosa menduga yang dimaksud adalah Anas. "Saya menduga-duga saja. Di kantor kami dari cleaning service sampai satpam, kita semua tahu bosnya bapak adalah Pak Anas," ucapnya.

Nah, setelah mendapat jawaban dari Arief, Rosa melaporkannya kepada Nazar. Saat itu Nazar marah dan minta dikembalikan uang. "Di situ saya tahu Pak Nazar sudah keluarkan uang," ungkapnya.

Rosa menjelaskan, Nazar memerintahkannya untuk menghubungi Wafid Muharram yang kala itu menjabat sebagai Sekretaris Menpora. Namun Wafid tidak mengangkat meskipun sudah dihubungi berkali-kali.

Nazar memerintahkan Rosa untuk bertemu Wafid. Begitu bertemu, Rosa meminta uang Rp 20 miliar yang telah digelontorkan Nazar. Akhirnya duit yang dikembalikan Rp 10 miliar karena kubu Nazar sudah mendapat proyek Wisma Atlet.

"Kalau dia hitung 10 miliar, tarik 10 miliar balik sertifikat 5 miliar, anggota komisi X 2 miliar, dan untuk Pak Choel katanya 3," ujar Rosa.

Rosa menyatakan soal pengembalian uang dikomunikasikannya dengan Lisa Lukitawati. Ia melakukan itu atas perintah Wafid.

"Besoknya saya datang lagi ke ruang Pak Wafid. Dia memperkenalkan dengan Bu Lisa. Saya sering komunikasi pengembalian uang yang 10," tandas Rosa. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebut Citra Golkar Makin Positif di Tangan Ical


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler