Menanjak Terus, Nilai Transaksi BRILink Mencapai Rp 1.400 Triliun dalam Setahun

Selasa, 17 Januari 2023 – 15:29 WIB
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso mengatakan digitalisasi perbankan cenderung naik, tetapi transaksi melalui agen BRILink cukup baik. Foto: BRI

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso mengatakan digitalisasi perbankan cenderung naik, tetapi transaksi melalui agen BRILink cukup baik.

Nilai transaksi melalui BRILink mencapai lebih dari Rp 1.400 triliun.

BACA JUGA: BRI Life Gelar Rakernas: Tumbuh Berkelanjutan, Tangguh Mengeksekusi

Adapun BRILink adalah layanan perbankan berupa Branchless Banking tanpa mengandalkan kantor cabang dengan memanfaatkan teknologi untuk mencapai nasabah.

"Itu fakta dan realitas," kata Sunarso dalam webinar "Tren Perbankan di Tahun 2023" yang dipantau di Jakarta, Selasa.

BACA JUGA: Asyik! BRI Buka Kembali BRILiaN Future Leader Program

BRI pun akan terus menerapkan konsep hybrid banking dalam proses bisnisnya, sebagaimana tampak dari kegiatan operasional BRILink yang hadir secara konvensional, tetapi proses bisnisnya berjalan secara digital.

Saat ini BRI memiliki lebih dari 590 ribu agen BRILink di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: BRI Peduli Dorong Perbaikan Lingkungan lewat BRInita

Namun, BRI tidak bisa mendigitalisasi layanan perbankan secara keseluruhan karena beberapa nasabah yang berusia tua cenderung tidak bisa mengakses layanan secara digital.

Melalui hybrid bank, BRI mendigitalisasi layanan inti terutama untuk nasabah di kota yang berusia muda, sehingga BRI tidak tertinggal tren penggunaan layanan perbankan digital, tetapi BRI juga mempertahankan layanan perbankan konvensional.

Agen BRILink dibidik menjadi sumber pertumbuhan baru BRI setelah terciptanya holding Ultra Mikro (UMi).

Sebab, mampu hadir di kehidupan sehari-hari nasabah di pedesaan pun dipilih oleh nasabah BRI, terutama nasabah pemilik usaha ultra mikro dan mikro di pedesaan.

Layanan perbankan secara hibrid diterapkan BRI setelah mengadakan survei yang menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah BRI sudah familiar dengan platform digital, meskipun penetrasi ponsel kecil, literasi keuangan masih rendah, dan pengetahuan terhadap produk keuangan di luar produk tabungan perbankan juga minim.

"Mereka juga sebetulnya terbuka pada produk keuangan di luar produk perbankan. Misalnya produk asuransi, mereka sudah bisa masuk ke nasabah BRI di pedesaan," katanya.

Di sisi lain, kata Sunarso, pembayaran secara tunai dengan uang kertas atau logam juga masih dominan menjadi pilihan nasabah.

"Kemudian nasabah BRI juga masih membutuhkan institusi yang melekat di masyarakat setempat, karena mayoritas pelaku usaha mikro dan mikro di desa mereka tidak punya aliran uang yang stabil sehingga kadang nasabah lebih memilih mendapatkan layanan dari agen," pungkas Sunarso. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler