jpnn.com - Sekretaris Jenderal Ikatan e-Sports Seluruh Indonesia (IeSPA) Prana Adisapoetra mengungkapkan, keberadaan akademi itu menjawab begitu pesatnya industri e-sports di dunia. Agar Indonesia tak tertinggal dalam industri tersebut, harus dilakukan sebuah pembibitan gamer-gamer profesional lewat sebuah akademi.
Akademi e-sports Indonesia ditargetkan mulai dibangun tahun depan. Prana menyatakan, akademi tersebut akan berfungsi sebagai inkubator bagi pemain-pemain game pemula. Diharapkan, mereka siap menjadi pemain profesional dalam event internasional.
BACA JUGA: Dua Pemain Indonesia Bakal Beraksi di Kuala Lumpur Major
''Nanti setelah lulus akademi, mereka bisa direkrut tim-tim besar,'' kata Prana kepada Jawa Pos kemarin, Sabtu (3/11).
Menurut dia, selama ini tim-tim e-sports mencari talenta baru dengan cara masuk ke turnamen-turnamen. Mereka melakukan scouting. Memantau para pemain yang punya potensi dan skill ciamik.
Saat ini kurikulum akademi e-sports tengah disusun dengan melibatkan para ahli, dosen, dan pengembang (developer) game. Pendirian akademi e-sports di Indonesia akan merujuk pada aturan-aturan Internasional E-Sports Federation (IESF).
Menurut Prana, Indonesia belum terlambat membentuk akademi e-sports. Sebab, belum banyak negara yang membuatnya. ''Setahu saya, baru Malaysia dan Singapura yang sudah mulai,'' ungkapnya.
Dia berharap akademi e-sports bisa menjadi tempat regenerasi gamers tanah air. Sebab, menurut dia, dunia e-sports tak ubahnya dunia olahraga pada umumnya.
Para gamer yang memutuskan terjun menjadi atlet suatu saat memasuki masa pensiun. Nah, agar keahlian mereka tetap tersalurkan, mereka bisa dijadikan instruktur, manajer, atau analis strategi di akademi e-sports.
IeSPA juga akan masuk ke kampus-kampus guna mendorong pendirian unit kegiatan mahasiswa (UKM) e-sports. Diharapkan, lahir turnamen dan kompetisi yang diselenggarakan kampus.
''Ini juga bentuk memfasilitasi tim-tim besar agar mudah menemukan talenta yang dibutuhkan,'' katanya.
Sementara itu, Ketua IeSPA Eddy Lim menambahkan, ke depan e-sports bukan lagi sekadar olahraga dan kompetisi, melainkan sebuah industri yang melibatkan banyak peran.
''E-sports bukan hanya soal main game, tapi ada yang menjadi manajer tim, marketing, sponsor, sampai caster. Karena itu, perlu adanya sebuah akademi,'' jelasnya.
Saat ini banyak anak muda yang berlomba-lomba masuk dunia e-sports. Mereka sekadar berharap menjadi atlet. Padahal, sebenarnya masih banyak peran lain yang bisa dijalani sebagai profesi oleh anak-anak muda yang tertarik di bidang game. (tau/c5/gun)
Redaktur & Reporter : Adil