Menanti Drama di Allianz Arena

Partai Puncak Liga Champions Bayern v Chelsea, Dini Hari Nanti

Sabtu, 19 Mei 2012 – 08:11 WIB
Foto: www.zimbio.com

MUNCHEN - Apakah Chelsea akan mengukir sejarah dengan meraih gelar pertama Liga Champions? Atau, Bayern Munchen yang sukses menggapai gelar kelima di ajang antarklub paling bergengsi itu" Jawabannya bakal tersaji saat dua klub tersebut bertarung pada final Liga Champions 2012 di Stadion Allianz Arena, Munchen, Jerman, dini hari nanti WIB.

Kedua kubu sama-sama meletupkan optimisme. Bagi Bayern, final Liga Champions adalah kesempatan terakhir untuk meraih gelar musim ini. Klub raksasa Bayern itu terancam malu besar setelah hanya menjadi runner up di pentas Bundesliga dan Piala Jerman. Andai kembali gagal pada final kontra Chelsea dini hari nanti, lengkap sudah penderitaan Bayern musim ini.

Di sisi lain, Chelsea juga gagal di ajang Premier League. Klub berjuluk The Blues itu terdampar di peringkat keenam klasemen akhir, pencapaian terburuk sejak Chelsea diakuisisi pengusaha Rusia Roman Abramovich satu dekade lalu.

Meski begitu, untuk urusan gelar, Chelsea lebih beruntung daripada Bayern. Frank Lampard dkk sudah mengamankan trofi Piala FA setelah memukul Liverpool pada final di Wembley dua pekan lalu. The Blues akan mendapat predikat double winners jika berhasil menaklukkan Bayern dan meraih trofi Liga Champions dini hari nanti.

Pelatih sementara Chelsea Roberto di Matteo menegaskan bahwa fokus utamanya adalah final Liga Champions. Dia tak peduli dengan beragam rumor terkait dengan masa depannya. "Saya berusaha memenangkan pertandingan berikutnya. Saya tidak punya waktu untuk memikirkan yang lain," kata Di Matteo.

"Tidak ada hal lain yang lebih penting daripada momen ini. Istri saya terpaksa memperpendek libur musim panas karena saya tidak punya waktu untuk memikirkannya," tutur eks gelandang bertahan Chelsea dan timnas Italia itu.

Di Matteo menggantikan posisi Andre Villas-Boas pada awal Maret lalu. Di tengah cibiran banyak kalangan yang meragukan kemampuannya, Di Matteo berhasil menjawab dengan prestasi. Pria 42 tahun yang lahir di Swiss namun berkewarganegaraan Italia itu membawa Chelsea menjadi jawara Piala FA dan lolos ke final Liga Champions.

Di tangan Di Matteo, Chelsea selangkah lagi mengukir sejarah: meraih gelar pertama di ajang Liga Champions. Ini menjadi final kedua bagi Chelsea setelah kegagalan menyakitkan dari Manchester United pada musim 2008. Perjuangan Chelsea tidak mudah. Sebab, lawannya adalah Bayern, "pemilik" Allianz Arena.

"Siapapun lawannya, final Liga Champions tidak akan mudah. Saya mengikuti Bundesliga dan saya tahu beberapa hal tentang Bayern," kata Di Matteo.

Sementara itu, der trainer Bayern Jupp Heynckes menyikapi ketegangan jelang final dengan tenang. Dia menyadari bahwa timnya kali ini lebih diunggulkan. Meski begitu, Heynckes tidak mau terpancing dengan meremehkan Chelsea.

"Mereka bermain sangat berbeda ketika melawan Benfica (perempat final) dan Barcelona (semifinal). Saya berharap mereka bermain sedikit berbeda seperti ketika melawan Barcelona," kata Heynckes. 

"Mereka bermain sangat baik dalam beberapa tahun terakhir. Para pemain yang telah bersama dalam beberapa tahun pasti menginginkan sesuatu yang besar. Hal itu sangat berbahaya bagi kami," ungkap pelatih 67 tahun itu.

Bayern dan Chelsea pernah bersua pada perempat final Liga Champions musim 2005. Pada first leg di Munchen, Bayern menang 3-2. Namun, Chelsea membalas dengan menang 4-2 pada second leg di London dan lolos dengan agregat 6-5.

Atmosfer dan tekanan partai final jelas berbeda dengan pertemuan kedua tujuh tahun lalu. Final adalah laga do or die. Tidak ada first leg dan second leg. Hanya sekali bertanding untuk menentukan sang pemenang. Bayern atau Chelsea? (Chandra Wahyudi dari Munchen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hujan Gol Di Kanjuruhan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler