Menanti Ratu Baru di Melbourne

Kamis, 23 Januari 2014 – 06:00 WIB
Li Na. Getty Images

AUSTRALIA Terbuka tahun ini tampaknya tidak hoki bagi para petenis top putri. Satu-persatu ratu tenis dunia tumbang. Serena Williams yang berstatus petenis nomor satu sekaligus unggulan pertama tumbang di babak keempat dan juara bertahan Victoria Azarenka tumbang oleh Agnieszka Radwa?ska 1-6, 7-5, 0-6, kemarin.
    
Praktis, hanya Li Na dan Radwaska menjadi unggulan sepuluh besar yang masih bertahan. Keduanya menjadi unggulan keempat dan kelima dalam grand slam awal tahun ini tersebut. Sisanya, petenis belia Kanada Eugenie Bouchard sebagai unggulan ke-30 dan petenis Slovakia Dominika Cibulkov" yang merupakan unggulan ke-20.
    
Kebetulan, semuanya belum pernah merasakan juara Australia Terbuka. Bahkan, Li Na menjadi satu-satunya petenis yang pernah menjuarai grand slam dengan menjuarai Prancis Terbuka 2011.
    
Li Na lolos ke semifinal dengan mengalahkan Flavia Pennetta 6-2, 6-2. Kemudian, Bouchard lolos dengan menumbangkan Ana Ivanovic 5-7, 7-5, 6-2 dan kemarin Cibulkova tembus semifinal dengan menaklukkan Simona Halep 6-3, 6-0.
    
Bagi Radwanska, ini peluang untuk merebut juara, tetapi tidak akan mudah. Dia akan menghadapi Cibulkova. "Tentu saja dengan keluarnya unggulan bukan berarti segalanya lebih mudah. Tekanan akan lebih besar dan ini semifinal grand slam," jelas Radwanska, seperti dikutip AFP.
    
Radwanska paham benar karena pernah mengalami situasi serupa pada Wimbledon tahun lalu. Peluang juara terbuka lebar ketika Serena Williams dan Maria Sharapova tumbang di babak-babak awal. Disusul Azarenka yang mundur dari turnamen setalah mengalami cedera. Alhasil tersisa petenis Polandia tersebut yang menjadi pemain dengan ranking tertinggi difavoritkan meraih titel pertamanya.
    
Ternyata, Radwanska kalah di semifinal saat menghadapi Sabine Lisicki, meski sempat memimpin 3-0 di set ketiga. "Saya rasa pada awal-awal pertandingan rasanya begitu berat. Khususnya saat semifinal pertama. Saya harap bisa tetap memainkan gaya saya sendiri," lanjutnya.
      
Soal pengalaman, Li Na paling unggul. Dia dua kali finalis Australia Terbuka. Sayangnya, petenis 172 sentimeter tersebut juga rawan saat bermain di bawah tekanan. Li Na bermain ragu dalam dua final Australia Terbuka sebelumnya. Saat saat menghadapi Kim Clijsters pada 2011 dan Azarenka pada 2013. Kegugupan juga tampak jelas saat petenis asal Wuhan tersebut membuang empat kali match point di set keempat ketika kalah dengan Clijsters pada 2012. (cak)

BACA JUGA: Pembalasan Sempurna Roma Buat Juve

BACA ARTIKEL LAINNYA... Djanur: Lawan Arema Pasti Seru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler