Menanti Sihir Si Kutu Mengangkat Trofi Jagat

Oleh M. Misbakhun*

Sabtu, 17 Desember 2022 – 19:59 WIB
Kapten Timnas Argentina Lionel Messi. Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach

jpnn.com - PIALA Dunia 2022 di Qatar akan memasuki laga puncak, besok (18/12). Laga final pesta akbar sepak bola itu akan mempertemukan Argentina vs Prancis.

Membicarakan kedua timnas itu tidak bisa dilepaskan dari para pemain kuncinya. Argentina memiliki Lionel Messi, Si Kutu yang cerdik dan lincah.

BACA JUGA: Jepang & Korea Selatan, Kualitas Daya Juang Asia Berkelas Dunia

Prancis memiliki pemain kunci bernama Kylian Mbappe, pesepak bola dengan kombinasi kecerdasan dan kecepatan gerakan yang fantastis. Usianya masih 23 tahun.

Messi maupun Mbappe bukan hanya menjadi pemain kunci di tim masing-masing. Di level liga, kedua penyerang itu juga merumput di klub yang sama, yakni Paris Saint Germain FC.

BACA JUGA: Head to Head Argentina vs Prancis: Tim Tango Lebih Unggul, tetapi

Memang Messi relatif tidak muda lagi. Usianya sudah 35 tahun.

Namun, kualitas permainan Messi tidak menunjukkan penurunan dibandingkan pada masa-masa mudanya. Messi masih tetap tajam sebagai penyerang dengan naluri mencetak gol yang sangat tinggi.

BACA JUGA: Ternyata Emir Qatar Ini Sudah Lama Mengidamkan Messi & Mbappe di Final Piala Dunia 2022

Saat ini Messi dan Mbappe sama-sama menghuni takhta pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 2022. Dua striker itu sama-sama telah membukukan lima gol dan bersaing menjadi top scorer.

Peran Messi sebagai dirigen tim sangat menonjol di Timnas Argentina. Sejauh ini, usia 35 hanyalah sebuah deretan angka baginya.

Saat babak perempat final yang mempertemukan Argentina vs Belanda, peran sentral Messi begitu kentara. Satu atau dua pemain Belanda belum cukup untuk mengawal pergerakan Messi.

Tidak jarang, ada tiga hingga lima pemain Belanda harus mematahkan gerak gesit pemain dengan tinggi badan 1,69 meter itu. Ketika Messi membawa bola, pertahanan lawan harus benar-benar terjaga.

Messi menjadi pemain hebat dengan daya magis luar biasa ketika bola di kakinya. Kemampuannya dalam dribbling membuat pemain lawan kesulitan merebut bola dari kakinya.

Memang ada celah untuk mematikan gerakan Messi, yakni melalui intersep. Pemain lawan harus sebisa mungkin memotong aliran bola kepada mantan pemain Barcelona itu.

Namun, begitu memperoleh bola, Messi -dengan skilful dribbling- bisa melewati tiga hingga enam pemain lawan, lalu menusuk lini pertahanan musuh. Biasanya, Messi sangat jeli melihat kawan yang dalam posisi menguntungkan untuk mencetak gol.

Gol ketiga Argentina saat laga antara Tim Tango melawan Kroasia pada babak semifinal Piala Dunia 2022 lalu adalah bukti kedahsyatan Messi. Memang gol itu dicetak oleh Julian Alvares.

Akan tetapi, gol itu tidak akan tercipta tanpa gerakan individu Messi memainkan bola dari area kiri pertahanan Kroasia. Messi menggiring bola menerobos para bek Kroasia, membuat gerakan yang merepotkan lawan, lalu memberikan umpan matang kepada Alvares.

Mudah saja bagi Alvares yang sudah di depan gawang mengonversikan umpan dari Messi menjadi gol pungkasan di laga tersebut. Walhasil, gol melalui proses dribble run dari tengah lapangan itu menjadi salah satu gol terindah di Piala Dunia 2022.


Dus, adakah terlihat Messi yang berumur 35 tahun menunjukkan penurunan kualitas permaian? Adakah tanda-tanda Messi terlihat kekelahan ketika laga berjalan lebih dari 70 menit?

Laju usia ternyata belum menggerus skill dan ambisi Messi untuk mengangkat trofi Piala Dunia. Sebagai bintang, Messi dengan kelas dan kualitasnya masih bersinar.

Sepertinya, Lusail Stadium akan menjadi saksi Messi cum suis mengangkat FIFA World Cup Trophy. Argentina akan membawa pulang Piala Dunia untuk kali ketiga.(JPNN.com)

*Penulis adalah penggemar dan pemerhati sepak bola

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler