Menata Batubara agar Tetap Membara

Senin, 19 Desember 2011 – 13:49 WIB
Perwakilan dari kementerian ESDM saat Forum Pemred JPNN, di Novotel, Mangga Dua, Jakarta, Selasa (13/12). Foto: Ukon Furkon Sukanda/Indopos/JPNN

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, sesungguhnya sangat ingin hadir langsung di Forum Pemred Jawa Pos Group ituTapi apa daya, Rapat Kabinet yang membahas MP3EI bersama Presiden SBY, tidak mungkin diwakilkan.

jpnn.com - Tapi kompensasinya oke, seluruh direktur jenderal dan pejabat eselon satunya, kompak hadir di Novotel, Mangga Dua, sore, 13 Desember itu

BACA JUGA: Mau Jadi Menteri? Cukup Beli Dua Buku!

Problematika ESDM harus diakui, memiliki news value yang amat seksi
Karena persoalan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Krisis energi, misalnya, itu sudah sejak lama dirasakan, terutama bagi rakyat yang berdomisili di luar Pulau Jawa

BACA JUGA: Menyongsong 2012 sebagai Tahun Kreatif

Celakanya, group Jawa Pos, yang lebih dari 165 media itu rata-rata eksis dan menjadi market leader di kawasan-kawasan yang didera krisis ESDM tersebut
Karena itu, begitu dibuka sesi tanya jawab, wow seperti dam yang dibuka pintu airnya

BACA JUGA: Bus Terbang Kandaskan Monorel

:TERKAIT Dari Samarinda Pos, Kaltim Post, Radar Sulteng, Riau Pos, Rakyat Aceh, Dumai Pos, yang merasa daerahnya ibarat “tikus kelaparan di lumbung padi.” Sampai-sampai ada yang menjurus pada soal pembagian pusat-daerah yang dinilai timpangTetapi, perihal pembagian itu, memang tidak lagi masuk di wilayah ESDM saja, tetapi di Menkeu dan DPR RI Soal tata niaga batubara, izin usaha pertambangan, tumpang tindih kewenangan, tumpang tindih komoditas, koordinat yang tidak sesuai, dokumen pendukung yang tidak valid, galian C, geothermal yang berada di kaki bukit atau hutan konservasi dan taman nasional, dan masih banyak lagi.

Karena itu, diskusi bersama Sekjen Waryono Karno yang didampingi Jarman, Dirjen Ketenagalistrikan, Thamrin Sihite, Dirjen Minerba, Kardaya Warnika, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dan Heri Poernomo, Direktur Bina Progran Direktorat Migas itu, berlangsung amat dinamis Waryono menuturkan, kinerja ESDM tahun 2010 meningkatPenerimaan minyak dan gas misalnya, realisasi 2009 adalah 184, 7 Triliun, naik menjadi Rp 220,9 T di 2011 Targetnya sendiri hanya Rp 215 T, jadi 103 persen tingkat capaiannya Penerimaan mineral dan batubara (minerba) juga naik signifikanDari 2009, Rp 52,3 T menjadi Rp 220.9 TNaik dari target Rp 61,2 T, atau tingkat capaiannya 109 persenGeothermal juga naik, dari Rp 425 M, menjadi Rp 516 M.

’’Karena itu, indikator kinerja kami tergolong baik, bahkan laporan keuangan juga memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),” kata Waryono Karno, Sekjen Kementerian ESDM Waryono juga menjelaskan, penerimaan negara sektor ESDM pada 2010 sebesar Rp 287,64 Triliun, meningkat sebesar 21% dibandingkan dengan penerimaan negara sektor ESDM tahun 2009 yaitu Rp 238,02 Triliun Investasi tahun 2010 USD 21,94 M, meningkat 10 persen dibandingkan penerimaan negara sektor ESDM tahun 2009, yakni USD 19,86 M.

’’Berdasarkan penilaian Kementerian PAN dan RB, laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah 2009, mendapat peringkat 3, dengan kategori BTarget 2010, naik kelas di kategori A Kami juga memperoleh penghargaan BKN Award, sebagai pengelola kepegawaian terbaik untuk kementerian tahun 2010,” ungkap Waryono Batubara rupanya paling mendapat perhatian seriusApalagi, sumber energi dari fosil ini tergolong tidak bisa diperbaharuiSementara, eksplorasi dan eksploitasi berlangsung dalam jumlah besar dan cepat Kerusakan ekosistem, kerusakan kawasan, dari penambangan batubara itu makin serius, makin mendesak untuk ditata ulangKarena itu ada wacana ’’pembatasan ekspor batubara’’ agar lebih concern dan membara di dalam negeri Dirjen Minerba Dr Thamrin Sihite menyebutkan, sesungguhnya, cadangan batubara Indonesia itu hanya 0,6 persen dari cadangan dunia.

Tidak seperti geothermal, yang terbesar di negeri ini’’Tetapi eksport batubara Indonesia itu terbesar kedua di dunia, 30 persen, setelah Australia yang 33 persen dari volume perdagangan batubara dunia,’’ tutur ThamrinIndonesia memproduksi 333 Mt batubara, dan yang dieksport 275 MtChina yang diproduksi 3.050 Mt, yang diekspor hanya 21 MtUSA yang diproduksi 973, yang diekspor hanya 50 Mt.

’’Dari jumlah itu, ekspor Indonesia 25 persen (terbesar) ke China, 15 persen ke Jepang, 12 persen Korea, 11 persen India, 7 persen Malaysia, 5 persen Hongkong, 4 persen di Thailand dan Filipina, dan lainnya.’’ Melihat kenyataan itu, maka pengelolaan pertambangan mineral dan batubara harus berazaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, serta berpihak pada kepentingan bangsaKarena itu, seperti ketentuan di Pasal 169 UU No 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pasal Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) sudah saatnya direnegosiasiApa saja? ’’Ada enam topik; yaitu Luas Wilayah Kerja, Perpanjangan Kontrak, Penerimaan Negara, Kewajiban Pengolahan dan Pemurnian, Kewajiban Divestasi, dan Kewajiban Penggunaan Barang/Jasa Pertambangan Dalam Negeri,” jelasnya.

Tema listrik juga cukup membuka mata Dirjen Ketenagalistrikan, Jarman juga menjelaskan, tahun 2011 ada peningkatan 3,2 persen sambungan listrik baruJumlahnya 2,5 juta sambungan’’Kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik nasional sampai dengan Triwulan I 2011, sebesar 35.313 MWRasio elektrifikasi semester I tahun 2011 sebesar 70,4%, meningkat 3,2% dari rasio elektrifikasi tahun 2010 sebesar 67,2%,” jelas Jarman.

Jumlah pelanggan tenaga listrik, 43,7 juta, terdiri dari rumah tangga 40,6 juta, industri 49.000 pelanggan, penerangan jalan umum 127.900 pelanggan, sosial 932.800 pelanggan, bisnis 1,94 juta pelangganSedangkan, pembangkit energi primer listrik tahun 2011, BBM 19 persen, air 7 persen, batu bara 46 persen, panas bumi 2 persen, gas alam 26 persen, bio diesel 0,08 persen(don/bersambung)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akhir Bulan, OBU Jalan Tol Diluncurkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler