Mencari Cawapres KIB dari Luar Partai Politik, Siapa Paling Tepat?

Jumat, 22 Juli 2022 – 07:04 WIB
Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas. Foto: tangkapan layar/ANTARA/Syaiful Hakim

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti SMRC, Sirojuddin Abas menilai, wajar apabila Golkar menyodorkan nama Airlangga Hartarto sebagai calon presiden. Terlebih, hal itu sudah diputuskan dalam forum resmi parpol yakni Rakernas dan Munas.

Menurut dia, saat ini kesempatan emas untuk Airlangga untuk bekerja lebih baik. Tujuannya, supaya lebih dikenal dan disukai pemilih.

BACA JUGA: PPP: Kalau Mau Gabung KIB, Ayo Cepat

“Itulah dua syarat utama agar dia bisa meningkatkan elektabilitasnya,” jelas Sirojuddin saat dihubungi, Kamis (21/7)

Menurut dia, pemilihan calon wakil presiden menjadi sangat penting guna membantu mendongkrak elektabilitas Airlangga nantinya. Menurut dia, ada beberapa nama potensial yang sudah beredar.

BACA JUGA: Posisi Tawar KIB Sudah Kuat dan Bisa Mengunci, Wajar Ada yang Ganggu

Misalnya, kata dia, nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Panglima TNI Andika Perkasa dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Jika dipasangkan dengan Airlangga, mereka punya kontribusi yang berbeda. Tergantung pula apakah Airlangga ditempatkan di nomor 1 atau 2,” tegas Sirojuddin.

BACA JUGA: Bentuk Koalisi Sejak Dini, KIB Berpolitik secara Ideal

Dia menekankan, simulasi pasangan Capres/Cawapres tidak hanya ditentukan oleh kualitas pasangan. Tetapi juga oleh sejumlah faktor lain. Misalnya, konteks makro-politik, ekonomi dan keamanan nasional.

“Juga faktor siapa pasangan yang akan dihadapinya. Sebab, setiap tokoh biasanya memiliki kekuatan basis dukungan yang khas,” tambah dia.

Jika ingin menghindari risiko politik identitas, kata dia, maka sebaiknya lihat juga rekam jejak calonnya.

“Tetapi itu tidak cukup. Yang lebih penting adalah komitmen kuat dari elite-elite pimpinan partainya untuk tidak menggunakan isu SARA untuk memenangkan kompetisi politik,” ujar dia lagi.

Jika pimpinan partai tidak punya komitmen kuat untuk menghindari itu, tambah dia, calon tidak akan bisa menahan dorongan pengusungnya untuk menggunakan taktik politik berbasis SARA tersebut. (dil/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler