Mencari Kepiting Bertemu Buaya Besar, Inalillahi

Selasa, 02 Februari 2016 – 00:51 WIB
Buaya. Foto ilustrasi.dok.JPNN

jpnn.com - TARAKAN – Samma (43), warga RT 16, Kelurahan Selumit Pantai, Tarakan, yang bekerja sebagai penjaga tambak, tewas dimangsa buaya muara dengan panjang sekitar lima meter. Peristiwa tersebut terjadi Senin (1/2) sekitar pukul 03.00 wita dini hari, saat korban sedang mencari kepiting di Tanjung Buku, Kabupaten Bulungan.

Samma yang merupakan penjaga tambak milik Sakka ini diketahui sering mencari kepiting mulai malam hingga subuh hari. Pada malam naas tersebut, Samma sedang mencari kepiting di tambak milik Cikadang, yang tak jauh dari lokasi tempatnya menjaga. 

BACA JUGA: Jelang Eksekusi, Warga Diimbau Patuh Hukum

Saat mencari kepiting, korban yang hanya membawa senter mulai memeriksa tanggul untuk melihat apakah ada kepiting yang tersangkut atau tidak.

Namun kejadian tak terduga menerpanya. Buaya dari dalam tambak sepanjang lima meter langsung menyergapnya. 

BACA JUGA: Kisah Suami yang Ingin Terapkan Sunnah Rasul, Istri Tua Menyerah

“Hampir setiap malam mencari kepiting. Namun baru kali ini sampai kejadian dimakan buaya,” ungkap Muin (57), yang juga merupakan penjaga tambak sekaligus saksi mata saat ditemui Radar Tarakan (Jawa Pos Group) di Polres Tarakan, Senin (1/2).

Pada saat kejadian, Muin sempat mendengarkan teriakan seseorang yang meminta pertolongan. Namun karena waktu itu masih gelap, Muin tidak melihat apa-apa selain mendengar suara teriakan minta tolong tersebut. “Saya tidak tahu dari mana arah suaranya,” ucap Muin.

BACA JUGA: Bahaya, Ada Solar Mengandung Air

Senada dengan Muin, Sadong (40) yang juga penjaga tambak mengaku sempat mendengar suara teriakan meminta tolong. Saat itu Sadong sedang berada di dalam pondoknya. 

Iapun langsung berlari keluar untuk melihat keadaan sekitar, namun karena masih gelap, Sadong juga tidak melihat apa yang sedang terjadi. “Waktu kejadian saya belum tidur dan sedang berada di dalam pondok. Saya langsung keluar waktu mendengarkan suara teriakan. Tapi masih gelap,” paparnya.

Muin pun menceritakan perihal yang didengarnya ini kepada Sadong. Sadong pun terkejut karena juga mendengar hal yang sama. Sekitar pukul 06.00 pagi, mereka kemudian bersama-sama mencari tahu apa yang terjadi sekitar pukul 03.00 saat itu. 

Mereka juga mencari Samma untuk mengajak melihat kejadian itu. Namun Samma tidak terlihat lagi. Mereka pun tetap melanjutkan pencarian sumber teriakan tersebut. 

Saat memeriksa di seputaran tanggul milik Sakka, mereka mendapati ada bekas jejak kaki manusia dan buaya. 

“Ada dugaan saat kejadian, Samma berada di tanggul, langsung diterkam buaya di bagian kaki sebelah kanannya. Setelah itu langsung diseret ke dalam tambak yang masih berisi air,” kata Sadong.

Khawatir dengan keberadan Samma, para penjaga tambak ini langsung berinisiatif mengeringkan tambak, yang saat itu masih terisi penuh oleh air. 

“Saat tambak sudah benar-benar kosong, yang kami lihat Samma sudah meninggal dunia dengan luka bekas gigitan di kaki sebelah kanan, di bagian betis hingga telapak kaki sudah hilang dimakan buaya. Bagian perut juga sudah robek dengan isi perut sudah kosong. Selain itu sebagian tubuh Samma sudah tertanam di dalam lumpur,” ungkap Muin.

Saat itu, buaya yang menggigit Samma masih berada di sampingnya. Namun waktu itu yang diutamakan adalah bagaimana caranya mengevakuasi jenazah tersebut untuk segera dibawa ke Tarakan untuk dikebumikan. 

“Lebar buayanya kami perkirakan panjangnya limar meter dan lebar 80 centimeter. Sempat kami usir untuk menarik jenazah agar bisa dibawa ke Tarakan. Setelah itu baru dilakukan pengejaran buayanya,” tuturnya.

Untuk menaklukkan buaya ini, penjaga tambak langsung menghubungi semua rekan mereka yang berada di Tarakan. Alhasil, mulai pukul 10 pagi, sekitar 100 orang penjaga tambak langsung memenuhi lokasi kejadian menggunakan 10 speedboat dari Tarakan. Untuk melumpuhkan buaya yang besar ini, warga akhirnya membacok bagian kepala buaya dengan senjata tajam.

Dan sekitar pukul empat sore kemarin, buaya yang berhasil dilumpuhkan warga langsung dibawa ke Tarakan dan tiba di halaman Polres Tarakan sekitar pukul 18.00 Wita.

Tadi malam, sekitar pukul 19.00 wita, jenazah Samma langsung dimakamkan di Gang 45 Kelurahan Sebengkok. Jenazah diantar ratusan keluarga dan rekan korban. (*/eru/ash/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Istri dan Anak Kelaparan, Ali Nekat Curi Durian


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler