Mencekam! Detik-detik Tragedi Malabero

Minggu, 27 Maret 2016 – 06:14 WIB
Sedikitnya lima tewas dalam Tragedi Malabero. Foto: dok/JPG

jpnn.com - BENGKULU - Kerusuhan dan kebakaran Rutan Malabero, Bengkulu, Jumat (25/3) kemarin, masih menyimpan banyak cerita menegangkan. 

Menurut versi Kepala Rutan Malabero, Siti Maryam, terkait kronologis kerusuhan ini, berawal saat dirinya mendapat telepon dari BNNP Bengkulu. “Saat itu katanya mau ke Rutan, mau ambil tahanan bernama Edison Irawan alias Aseng, yang menempati kamar 4 A (Blok A),” ujar Maryam, seperti dikutip dari Rakyat Bengkulu, Miggu (27/3).

BACA JUGA: Serunya, Para Polisi Ini Beraksi Pakai Daster

Selanjutnya, Maryam pun bersama seorang Kepala Pengamanan Rutan (KPR) dan empat anggota jaga membuat strategi. Saat anggota BNNP dan Dit Narkoba Polda Bengkulu tiba, mereka disuruh menunggu di dalam rutan. Sementara KPR bersama seorang anggota jaga yang memegang kunci, langsung menuju ke kamar 4 A. Setelah dipastikan Aceng berada di dalam tahanan, akhirnya petugas memberikan kode untuk masuk ke dalam blok tahanan.

Saat rombongan ini masuk dan menghampiri kamar 4 A, teriakan daripara tahanan mulai terdengar mencekam. “Mereka meminta agar Aceng tidak dibawa," kata Maryam.

BACA JUGA: 14 Tahanan Dicurigai jadi Otak Kerusuhan Malabero

Tidak hanya suara teriakan, bahkan tahanan mulai berusaha mendobrak pintu kamar tahanan. Melihat gelagat tidak baik itu, Maryam bersama rombongan bergegas keluar dari area blok. Hingga sampai di ruang pemeriksaan tamu, suara gaduh semakin keras terdengar disertai teriakan yang mencekam. Saat itu, petugas jaga melapor ke Maryam, bahwa pintu kamar 4A sudah berhasil dijebol tahanan.  

“Melihat kamar tahanan sudah dijebol, akhirnya BNNP, anggota Dit Narkoba Polda, dan Kepala Rutan beserta anggotanya bergegas keluar dari Rutan dan mengunci pintu dari luar. Sementara teriakan dan langkah kaki tahanan terdengar kian dekat. “Saat itu sudah ada yang naik ke lantai dua ruang administrasi, tapi mereka tidak bisa keluar karena sudah kami tutup pintu utama,” ujarya.

BACA JUGA: Anak Sendiri Dihamili, Disuruh Aborsi dan Jual Diri

Selang beberapa menit kemudian, beberap anggota Buser Polres Bengkulu, bersama Kapolres Bengkulu bersenjatakan lengkap, tiba di rutan. Mereka pun langsung melepaskan beberapa kali tembakan ke udara, dan meminta sleuruuh tahanan untuk turun dan masuk lagi ke dalam rutan. 10 kemudian, satu truk anggota Polres Bengkulu tiba di Rutan dan mulai mengepung sekitar Rutan, agar tidak ada tahanan yang melarikan diri. 

Saat proses pengepungan dilakukan, sembari menunggu bala bantuan lainnya, tiba-tiba muncul titik api dari blok A, yang membuat beberapa polisi kaget. Api dengan cepat tiba-tiba membesar dan melahap bangunan blok A yang berjumlah 17 kamar. Hal itu membuat tahanan di kamar lainnya menjadi kaget dan panik dengan munculnya api tersebut. Mereka pun akhirnya berusaha membuka paksa pintu kamar tahanan bersama-sama. 

Usaha itu berhasil, namun nahas bagi penghuni kamar nomor 7 yang berisikan lima tahanan. Mereka tidak mampu menjebol pintu jeruji besi tersebut. Sementara kobaran api semakin membesar dan melahap seluruh bangunan Blok A, yang membuat kelima penghuni kamar 7 semakin panik. Kelimanya yakni, Medi Satria , Agung Nugraha, Heru Billiantoro, Agus Purwanto, dan Endra Novianto. 

Dalam insiden tersebut seluruhan kamar di blok A (17 sel)  dan blok B (14 sel) plus 3 kamar tahanan perempuan, aula, dapur, 1 menara penjagaan, ludes di lalap api. Hanya masjid dan ruang administrasi selamat dari amukan api. (fiz/tew/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD Sesumbar Tutup Tempat Hiburan Malam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler