Mencekam, Gunung Sinabung Seperti Runtuh, Siang bak Malam

Selasa, 20 Februari 2018 – 08:50 WIB
Guguran awan panas Gunung Sinabung menyelimuti Karo, Senin (19/2). Foto-foto: Solideo/Sumut Pos

jpnn.com, KARO - Aktivitas warga di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (19/2) pagi kemarin terhenti. Gunung Sinabung, gunung berapi tertinggi di Sumatera Utara, kembali meletus dahsyat sekitar pukul 08.53 WIB pagi.

Akibat erupsi dengan ketinggian 5.000 meter ini, langit di delapan kecamatan Kabupaten Karo gelap gulita selama beberapa jam. Status Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) Gunung Sinabung meningkat menjadi RED.

BACA JUGA: Gunung Sinabung Meletus, Lihat, Tinggi Sekali..

Ini adalah kesekian kalinya gunung dengan ketinggian 2.451 meter di atas permukaan laut itu mengalami erupsi. Tahun 2010 menjadi awal perjalanan erupsi Gunung Sinabung setelah 400 tahun lamanya tertidur sejak tahun 1600.

Kemarin pagi, letusan disertai luncuran awan panas ini tercatat sebagai erupsi terbesar hingga bulan kedua tahun 2018. Selain abu vulkanik, muntahan abu dan guguran awan panas Sinabung juga disertai batu kerikil. Batu-batu berwarna hitam dan putih menghujani Desa Kutarayat, Kecamatan Naman Teran, dan beberapa desa di Kecamatan Tiganderket, Karo.

BACA JUGA: Gunung Sinabung Meletus Lagi, Warga Diminta Waspada

Meski cuaca cerah (musim kemarau), namun tebalnya abu menyebabkan sebagian besar wilayah di sekitar Sinabung gelap gulita bak di malam hari. Beberapa wilayah yang terdampak di antaranya Kecamatan Payung, Tiganderket, Naman Teran,Simpang Empat, Munthe, Kutabuluh, Juhar dan Tigabinanga.

Erupsi kali ini disertai suara gemuruh besar, seolah-olah gunung akan runtuh. Tebalnya abu juga memaksa puluhan sekolah yang berada di sekitar kaki Gunung Sinabung terpaksa memulangkan anak didiknya. Sejumlah rekaman foto yang beradar menunjukkan wajah panik anak-anak sekolah yang berlarian pulang ke rumah masing-masing.

BACA JUGA: Gunung Sinabung Meletus Lagi

Kepala Pos Pantau Gunung Sinabung Armen Putra menyebut, luncuran abu vulkanik cukup tinggi mencapai 5.000 meter. Selain luncuran debu vulkanik, gempa kecil juga terasa di sekitar Sinabung.

Catatan pos pemantau menunjukkan gempa terjadi sekitar 607 detik. Hasil pemantauan mereka jarak luncur sektoral mengarah ke Selatan-Tenggara dengan ketinggian 4900 meter. Sementara arah Tenggara-Timur mencapai 3500 meter dengan amplitudo 120 milimeter.

Erupsi susulan disertai guguran awan panas masih terjadi hingga pukul 13.00 WIB. Tebalnya abu juga mengganggu aktivitas warga, khususnya pengendara. "Terjebak aku tadi dua jam di kawasan Desa Pertibi. Jalan tiba-tiba gelap. Abu sangat tebal, lampu mobil pun tak bisa menembus. Parah kali abunya. Jalan pun tak keliatan lagi," kata Riza, salah seorang sopir yang pagi itu mengantar barang kelontong ke Desa Pertibi.

Kapolres Kabupaten Karo, AKBP Benny R Hutajulu SIK mengaku pihaknya sudah mengerahkan water canon ke daerah-daerah terdampak. Jajaran Polsek Simpang Empat dan Payung juga sudah diarahkan untuk koordinasi dengan Koramil 04 dan 05 dan mengerahkan dua unit truk Dalmas untuk mengevakuasi warga. "Kami sudah mengerahkan anggota ke lokasi-lokasi terdampak. Kami sudah menyiram jalan dan fasilitas lainnya yang tertutup abu tebal," katanya.

Hingga Senin siang, polisi belum menemukan adanya korban jiwa dalam erupsi ini. Kalak Badang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Martin Sitepu mengimbau semua warga tetap waspada.

Tim BPBD dan relawan katanya, sudah standby dan damkar (Pemadam Kebakaran) sudah siap serta stok masker cukup kalau ada perlu penanganan khusus warga diminta segera memberikan info. "Masyarakat yang terdampak kami imbau jangan panik. Tetaplah waspada dan jauhi zona merah," katanya.

Data sementara, wilayah terdampak abu vulkanik di antaranya, Kecamatan Simpang Empat meliputi Desa Gamber, Jeraya, Pintu Besi, Berastepu dan Tigapancur. Kecamatan Naman Teran yang meliputi Desa Kuta Tonggal, Naman, Sukadebi, Beras Tepu, Ndeskati, Gung Pinto, Kutambelin, Sigarang-garang dan Sukanalu.

Seluruh desa yang tersebar di Kecamatan Payung, Kecamatan Tigandetket dan Kecamatan Kutabuluh. Selanjutnya Kecamatan Munte yang meliputi Desa Kineppen, Bandar Meriah, Sukarame, Kutagerat, Barung Kersap, Buluhnaman, Munte, Tanjung Beringin dan Desa Selakkar.

"Di sini (Payung) tiba-tiba menjadi sangat gelap. Mencekam. Siang hari tiba-tiba berubah seperti malam hari, karena ditutupi awan Sinabung. Kami terpaksa menghidupkan lampu," ujar Berlian Pandia, warga Payung.

Kecamatan Tiga Binanga meliputi Desa Limang,Perbesi,Pertumbuken, Bunga Baru, Kuta Raya, Kuta Galoh dan kelurahan Tigabinanga sekitarnya. "Abu vulkanik juga menyerang Tigabinanga. Daun-daunan dan atap rumah semuanya berubah menjadi putih, karena ditutupi abu vulkanik Sinabung," ujar Mitcha Sebayang, warga Tiga Binanga.

Sementara di Kecamatan Juhar yang terdampak meliputi Desa Pernantin, Kuta Gugung, Suka Babo, Batu Mamak dan Desa Nageri. Ketebalan abu di wilayah ini ketebalan mencapai 5 cm dan jarak pandang ke depan lebih kurang 2 meter. (deo/mea)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gunung Sinabung Meletus Lagi


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler