jpnn.com - SAMARINDA - Saat api berkobar hebat di plafon rumah, Fatimah, 65, bersama 6 cucunya masih tertidur pulas di kamar. Di saat itu pula beberapa warga berteriak memintanya keluar. Bahkan beberapa di antara mereka sempat mendobrak pintu kayu di rumah tersebut. Mendengar teriakan warga, Fatimah pun terbangun dan mendapati suhu udara di dalam rumahnya sudah sangat panas.
Melihat kobaran api yang semakin menjadi, wanita tua ini sempat syok. Dibantu warga, Fatimah dievakuasi keluar rumah. Sementara itu beberapa cucu wanita tua ini sempat digendong keluar lantaran masih terlelap dari tidurnya.
BACA JUGA: Batam Krisis Air
Kisah ini terjadi saat kebakaran melanda pemukiman padat penduduk di RT 22, Jalan Soekarno Hatta, Kilometer 2, Kelurahan Simpang Tiga, Loa Janan Ilir, Minggu (30/8) dini hari kemarin.
Api besar yang berasal dari bagian belakang rumah Fatimah menyebar dengan cepat ke sejumlah bangunan lain yang ada di sekitarnya. Walhasil, 15 bangunan ludes menjadi arang.
BACA JUGA: Konsleting Listrik, Tiga Gudang Sembako Ludes Terbakar
“Yang pertama kali tahu itu pengendara motor yang kebetulan melintas. Ia langsung memberi tahu warga bahwa di bagian belakang rumah Ibu Fatimah terbakar,” ujar Handriansyah (45) salah seorang saksi mata.
Di saat yang bersamaan beberapa warga lain berusaha memadam api dengan dengan peralatan sederhana. Namun usaha mereka tak membuahkan hasil. Api justru merambah ke beberapa bangunan berbahan kayu di sekitarnya.
BACA JUGA: Sayang Helm, Sepeda Motor Malah Raib
Beberapa saat kemudian petugas pemadam kebakaran (Damkar) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda dari posko IX di Jalan Cipto Mangunkusumo, Loa Janan Ilir tiba di lokasi kejadian. Api sudah terlalu besar untuk dipadamkan.
Dua tangki air yang mereka bawa tak cukup untuk menguasai keadaan. Di tengah usahanya menjinakkan si jago merah, para petugas Damkar ini kehabisan air. “Warga sempat marah, karena air sudah habis tapi api masih besar,” tambahnya.
Melihat kobaran api semakin sukar dikendalikan, warga yang tadinya berusaha membantu memadamkan api memilih kembali ke rumah untuk menyelamatkan harta bendanya.
Sekelompok warga yang lain memilih mendatangi rumah pria bernama Badrun (80) yang saat itu tengah terbaring sendiri di rumahnya. Akibat usia, pria ini pikun dan lumpuh. “Akhirnya orang tua itu kami evakuasi dulu ke lokasi yang aman, baru kami selamatkan barang-barangnya,” tambahnya.
Tak berselang lama, beberapa petugas Damkar baik dari BPBD Kota Samarinda maupun dari kelompok relawan tiba di lokasi kejadian. Mereka berusaha melokalisir api yang semakin menjadi. Salah satu menghambat api agar tidak menyeberangi Gang Jempang.
Sementara itu, agar api tak menyebar lebih jauh, Haini sebagai ketua RT di lokasi itu mempersilakan petugas Damkar untuk merusak beberapa bagian depan rumahnya guna menghalau api.
“Karena kalau tidak dibongkar, bisa jadi api menyeberang ke bangunan lain. Bangunan yang terbakar jauh lebih banyak. Makanya bagaimana teknisnya saya serahkan kepada petugas,” kata Haini saat ditemui Sapos di sekitar lokasi kejadian.
Usaha petugas Damkar berhasil. Api berhasil kendalikan kendati harus mengorbankan rumah ketua RT setempat. Tepat pukul 02.00 Wita, api berhasil dikuasai. Proses pendinginan berlangsung sekitar 30 menit untuk memastikan tidak ada musibah susulan.
“Berdasarkan data, ada 54 jiwa yang kehilangan tempat tinggal. Untuk kerugian materi akibat musibah ini belum bisa kami rinci,” paparnya.
Ditemui siang kemarin di lokasi kejadian, Kapolsekta Samarinda Seberang, AKP Danang Setiyo SP menjelaskan, proses penyelidikan untuk mengetahui penyebab kebakaran tersebut masih dilaksanakan jajarannya.
“Saat kejadian ada beberapa saksi yang kami mintai keterangan perihal penyebab. Saat ini kami masih menyelidiki penyebab kebakaran ini,” kata Danang. (aya/agi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sopir Pikap Maut yang Masih ABG Terancam Dibui 6 Tahun
Redaktur : Tim Redaksi