Menciptakan Generasi Berkualitas Melalui Gerakan Gadget Sehat

Kamis, 09 November 2023 – 06:03 WIB
GGSI hadir di SMA Muhammadiyah 4 Depok, Rabu (8/11). Foto: Dok GGSI

jpnn.com, JAKARTA - Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) sangat yakin generasi yang berkualitaslah (pintar, sehat, dan bermoralitas baik) yang mampu membawa bangsanya menjadi besar.

Hal itu dikumandangkan inisiator GGSI, Prof.Dr.dr. Ridha Dharmajaya Sp BS (K) saat menyambangi SMA Muhammadiyah 4 Depok dalam agenda roadshow 15 kota di Indonesia, pada Rabu (8/11).

BACA JUGA: Membangun Generasi Emas 2045 Melalui Penggunaan Gadget Sehat

"Anak-anak SMA harus sadar bahwa mereka ini adalah harapan bangsa. Untuk itu harus bisa menjadi generasi berkualitas. Oleh karrna itu, menjadi pintar, sehat dan bermoral yang baik bukanlah pilihan, tetapi kewajiban," ujar Prof. Ridha dalam keterangannya, Kamis.

Bagaimana agar generasi berkualitas bisa tercipta? Salah satunya bijak dalam penggunaan gadget.

BACA JUGA: Dampak Buruk Gadget Bisa Sampai Mematikan Saraf

Penggunaan gadget yang tidak tepat akan berakibat terhadap kelumpuhan atau kecacatan.

Alhasil, bonus demografi yang tengah dihadapi Indonesia saat ini justru bisa berujung menjadi bencana demografi.

BACA JUGA: GGSI Ajak Para Guru Terus Mengampanyekan Gadget Sehat Bagi Anak

Dia menjelaskan ada dua faktor penyebab penggunaan gadget yang bisa mengakibatkan dampak negatif, yaitu posisi dan durasi.

"Jika menggunakan gadget dengan posisi yang meyebabkan adanya tekukan pada leher, akan ada beban yang ditanggung. Makin dalam tekukan itu, akan makin berat beban yang ditanggung leher," terang Guru Besar Fakultas Kedokteran USU tersrbut.

Jika hal itu berlangsung singkat atau hanya beberapa menit, lanjut Prof Ridha, tentu tidak begitu berdampak.

"Namun, jika tekukan itu terjadi lebih dari dua jam dan secara terus menerus, ini menjadi masalah. Maka akan terjadi gangguan yakni saraf kejepit pada bagian leher. Gejalanya yakni berat di pundak, leher pegal, tangan kesemutan, dan bangun tidur tidak segar," ujarnya.

Dahulunya, menurut dia, gejala itu sering dirasakan orang tua usia 60 tahun ke atas, tetapi sekarang mulai dirasakan remaja baik tingkat SMA, SMP, bahkan anak SD.

"Parahnya lagi, jika gejala awal itu diabaikan dan terus menggunakan gadget dengan posisi yang salah dan dalam durasi waktu yang lama maka yang terjadi adalah kematian saraf," tegasnya.

Kematian saraf tersebut jauh lebih berbahaya dan berujung cacat dengan gejala yang dialami adalah kelumpuhan pada tangan dan kaki, buang air kecil loss atau tidak terasa, dan seksualitas bagi kaum lelaki hilang.

"Jika seperti itu maka tidak ada obat yang menyembuhkan dan tidak ada operasi yang bisa mengembalikan," sebut Ridha.

Apa yang bisa terjadi? Lima hingga 10 tahun ke depan Indonesia akan melahirkan generasi yang cacat.

Atas dasar itula, Prof. Ridha menganggap pentingnya gerakan gadget sehat hadir di Indonesia dalam upaya menyelamatkan generasi muda dari situasi bonus demografi

"Sekali lagi saya ajak memanfaatkan bonus demografi agar Indonesia bisa masuk jajaran lima besar dunia," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMA Muhammadiyah 4 Depok, Paruliana Sari menilai sosialisasi gadget sehat sangat penting bagi siswa didiknya, karena sudah menjadi keseharian dalam kehidupan. (rdo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Rekomendasi Gadget Terbaik untuk Dibawa Mudik Lebaran


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler