Mendag Ancang-Ancang Impor Gula

Masih Kalkulasi Angka Produksi dan Konsumsi

Rabu, 30 November 2011 – 03:31 WIB

JAKARTA - Kementerian Perdagangan belum menentukan sikap terkait produksi gula yang diperkirakan turun tajamJika produksi gula mengalami penurunan, mereka akan melakukan impor gula kristal putih.
      
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan pihaknya akan mengambil sikap setelah memiliki komparasi data antara jumlah konsumsi dan produksi

BACA JUGA: Bos BUMN Penakut Dipersilahkan Mundur

"Kalau bisa meyakinkan bahwa konsumsi sebesar A dan produksi di atas A, kita tidak akan impor
Tapi kalau produksi di bawah A, tentu kita harus impor," ucapnya di Jakarta, Selasa (28/11).
      
Untuk itu, informasi data harus seakurat mungkin sehingga membantu Kementerian Perdagangan dalam mengambil sikap

BACA JUGA: Tawaran Iraq Sinyal Positif Buat Pertamina

Menurut dia, pemerintah harus cerdas ketika menentukan akan melakukan impor
"Berdasar data itu, kita akan ambil sikap dan kebijakan yang tepat dan sangat membela kepentingan nasional," tandas dia.
      
Di tempat terpisah, Wakil sekjen DPN APTRIM Nur Khabsyin menolak tegas rencana impor gula

BACA JUGA: PLN Merasa Sanggup Garap PLTN

Menurut dia, kalau pemerintah melakukan impor dengan menggunakan alasan produksi gula turun, itu dinilai tidak tepat

"Sampai sekarang, pemerintah belum menghitung berapa jumlah gula selundupan yang masuk dan berapa rembesan gula rafinasi yang dijual di pasar konsumsi," kata dia.
      
Dikatakan, ada perhitungan sendiri dari stok gula tahun iniSelama ini, kebutuhan gula konsumsi dipenuhi dari produksi dalam negeri dan hasil pengolahan raw sugar impor untuk idle capacity pabrik gulaKebutuhan gula konsumsi tahun ini 2,7 juta ton

"Realisasi produksi gula 2011 sebesar 2,150 juta ton ditambah izin impor raw sugar untuk idle capacity 225 ribu ton, sehingga total 2,250 juta ton," tutur dia.
      
Selain itu, masih ada rembesan gula rafinasiJumlah gula rafinasi diperkirakan 400 ribu ton per tahunBelum lagi sisa gula selundupan dari empat pintu perbatasan yang diprediksi sebanyak 720 ribu ton"Total jendral stok gula 2011 sebesar 3,495 juta tonNah dengan stok gula yang melimpah, apakah masih perlu impor?" tanyanya.
      
Selain itu, banjir gula rafinasi di luar Jawa masih terus terjadiGula selundupan masuk dari empat pintuYaitu, Kalimantan barat, Nunukan Kalimantan Timur, Kepulauan Riau dan Aceh

"Karena itu, mestinya pemerintah memasukkan gula ilegal itu dalam neraca gula, sehingga dalam menghitung stok dan kebutuhan gula menjadi lebih akurat," tukas dia.
      
Di sisi lain, dia berpendapat, wacana impor di tengah musim giling malah berdampak negatif terhadap gula petaniYakni, ada penurunan harga gula petani"Kita ini baru saja selesai giling, sehingga bukan saat yang tepat untuk bicara mengenai impor," tandas dia.
      
Dia menambahkan, anomali iklim yang berakibat pada rendahnya produksi juga dinilai tidak sepenuhnya benarKendati diakui ada penurunan produksi tebu per hektare sekitar 20-30 persenTetapi rendemen cenderung mengalami kenaikan meski tidak signifikanRata-rata tahun ini 7,3 persen, sedangkan tahun lalu rata-rata rendemen 6,5 persen.
      
"Masalahnya adalah perluasan lahan tebu yg digembar-gemborkan pemerintah seluas 600 ribu hektare tidak terbuktiSeandainya ada perluasan lahan minimal 100 ribu, berarti ada tambahan produksi gula 500 ribu ton," ucap dia.
      
Dia menuturkan, target swasembada gula oleh pemerintah pada 2014 bakal sulit dicapaiApalagi, sekarang stok sedang melimpah dan pasar gula lesuHarga gula petani masih tetap Rp 8.500 per kg dan tidak beranjak naik

Padahal, tahun lalu bisa mencapai 9.500 per kg"Sedangkan harga gula dunia saat ini tinggi, mencapai USD 640-USD 660 per ton di negara asal," ucapnya(res/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Desember, Gas Jambi Merang Mengalir ke PLN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler