Mendag Lukita Iri, 2 Menteri Diperlakukan Istimewa Presiden

Rabu, 19 April 2017 – 02:31 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menggelar inspeksi di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (13/4). Foto: Fathan Sinaga/JPNN

jpnn.com, KARAWANG - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyampaikan curahan hatinya pada Apel Siaga Toko Tani Indonesia (TTI) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (18/4).

Dengan nada jenaka, Mendag Lukita mengatakan iri terhadap dua orang menteri di Kabinet Kerja yang mendapat perlakuan istimewa dari Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA: Pemerintah Jamin Ketersediaan Pangan untuk Ramadhan - Idul Fitri

Dua menteri yang dimaksud adalah Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dan Menteri Desa, Pembangunan Daerat Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes) Eko Putro Sandjojo. Di acara Apel Siaga TTI, kedua menteri itu juga hadir.

Di acara yang juga dihadiri para Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Pemkab Karawang yang hadir, Mendag Lukita menjelaskan, perlakuan istimewa itu adalah jarang hadir di Rapat Terbatas di Istana namun tidak diprotes oleh Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA: 3 Menteri Ikut Apel Siaga Toko Tani Indonesia

Menurut Mendag Lukita, kedua menteri ini mendapat previlege dari Presiden karena sering berada di daerah untuk blusukan sehingga sering tidak hadir di Ratas Kabinet Kerja.

"Menteri Pertanian dan Menteri Desa jarang hadir di Ratas, karena sering berada di sawah dan desa, diberikan keistimewaan oleh Presiden. Saya suka iri pada mereka berdua ini," kata Enggar disambut tawa peserta apel.

BACA JUGA: Menteri Amran: Bila Perlu, Beras Disimpan di Kodim

Bahkan lanjut Enggar bercerita, ia kadang kerap diperintahkan Presiden untuk menyampaikan hasil ratas kepada Mentan dan Mendes.

"Ini lah bentuk kita bekerjasama bergandengan tangan agar mendapat hasil yang maksimal," kata Enggar lagi.

Pada kesempatan itu, Enggar menegaskan ia tidak akan memberikan lisensi impor pangan kepada pengusaha-pengusaha jika tanpa seizin Mentan. Ia mengaku kerap mendapat bujuk rayu dari pengusaha-pengusaha impor, agar memberikan izin mengimpor beras dan jagung.

"Saya tidak akan beri izin impor selama barangnya masih tersedia. Jika beras masih tersedia, jagung masih tersedia. Makanya kita tidak ada impor beras," urainya.

"Pengusaha impor membujuk saya agar impor beras, Menteri Perdagangan negara lain meminta agar kita impor beras. Saya tolak. Saya bilang, kalau Mentan yang memerintahkan baru saya beri izin impor. Justru saya katakan, saya siap ekspor beras, kalau negara Anda membutuhkan," sambung Enggar.

Enggar menjamin ketersediaan stok beras aman hingga Lebaran tahun ini. Pemerintah sudah melakukan pengecekan di Pasar Induk Cipinang dan Gudang Bulog. Kuncinya, kata Enggar, jangan ada penimbunan bahan makanan.

"Jangan ada penimbunan, kalau ada penimbunan kita tindak. Sudah ada satgasnya untuk mengecek terus di gudang-gudang," tandas Enggar. (rus/rmol/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Ingin Hadir Bersama Rakyat Jaga Kestabilan Pangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler