jpnn.com, NEW DELHI - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan pemerintah meminta dukungan Belanda dan Prancis untuk menjelaskan bahwa kebijakan Uni Eropa soal European Union Deforestation Regulation (EUDR) atau Undang-Undang Anti-Deforestasi merugikan Indonesia.
Hal itu diungkapkan Mendag Zulhas usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India, Sabtu (9/9).
BACA JUGA: Mendag Zulhas: Saya Bilang ke Uni Eropa, Kok Kita Ribut Terus
“Kami minta dukungan Belanda menjelaskan bahwa EU Deforestation menyusahkan Indonesia, karena akan pengaruh terhadap produk pertanian kita (Indonesia), seperti kopi, coklat, lada, karet, sawit. Itu sangat merugikan,” ungkap Mendag Zulhas.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PAN itu juga mengatakan Indonesia mendorong Belanda dan Prancis dalam penyelesaian perjanjian Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
BACA JUGA: Bertemu Delegasi Uni Eropa, Mendag Zulhas Protes Keras soal Isu Deforestrasi
Percepatan penyelesaian IEU-CEPA ditargetkan selesai akhir 2023.
“Nilai perdagangan kita dengan Uni Eropa kan kecil dibanding negara ASEAN lainnya, baru sepertiga sehingga dengan adanya IEU-CEPA diharap meningkat," ujar Zulhas.
Sebab, lanjut Mendag Zulhas, Uni Eropa maupun Indonesia memiliki potensi yang lebih besar dari biasanya.
Sebagai informasi, Mendag Zulhas juga ikut mendampingi Presiden Jokowi memimpin pertemuan MIKTA Leaders’ gathering ke-1.
Dalam forum tersebut dibahas kolaborasi antarnegara MIKTA (Meksiko, Indonesia, Kanada, Turkiye, dan Australia) dalam menghadapi tantangan global. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi