Mendagri Minta Marinir Jadi Penengah Bentrok TNI-Polri di Batam

Rabu, 19 November 2014 – 23:09 WIB
Marinir. Ilustrasi. FOTO: THOMAS KUKUH/jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, meminta Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio berperan menjembatani bentrok yang terjadi antara anggota TNI AD Yonif 134 Tuah Sakti dengan Brimob Polda Kepulauan Riau, Rabu (19/11).

Menurut Tjahjo, pasukan Marinir yang keberadaanya di Batam masih baru bisa dikerahkan sebagai penengah. “Kalau perlu turunkan pasukan  Marinir sebagai pihak yang netral, ikut sebagai penengah. Saya meminta atensi KSAL untuk hal ini yang tembusannya kami sampaikan ke Menkopolhukam, Panglima TNI dan Kapolri,” katanya Tjahjo kepada JPNN di Jakarta, Rabu malam.

BACA JUGA: Polri Klaim Insiden Batam Sudah Diselesaikan

Ya, keberadaan Marinir di Batam masih baru. Markas Yonif 10 Marinir di Pulau Setokok, Batam baru beberapa hari lalu diresmikan oleh KSAL.

Selain keterlibatan prajurit TNI AL, Tjahjo juga mengharapkan KSAD Jendral Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jendral Pol Sutarman dapat segera turun Batam. Para petinggi TNI Polri ini harus bisa meredam aksi-aksi yang tidak diinginkan dari anak buah masing-masing.

BACA JUGA: KPK Geledah Rumah Sesditjen Dukcapil Kemendagri

"Pimpinan TNI AD dan Kapolri menurut saya wajib turun ke lokasi mendinginkan suasana," katanya.

Tjahjo berharap bentrokan antar aparat keamanan di Batam dapat segera diatasi, sehingga aktivitas masyarakat dapat kembali berjalan normal. Apalagi mengingat Batam merupakan salah satu kawasan industri, di mana banyak investor asing menanamkan modalnya. (gir/jpnn)

BACA JUGA: Objektivitas DDI Disoal, Rini Diminta Lebih Terbuka

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pangdam I/BB: Saya Cari Anggota yang Masih di Luar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler