jpnn.com, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan Presiden Joko Widodo memiliki komitmen serius terhadap pembangunan desa.
Menurut dia, Jokowi telah melakukan langkah nyata dalam mewujudkan pemerataan dan penguatan pembangunan desa.
BACA JUGA: Sikap Tegas PDIP Soal Penundaan Pemilu, Tidak Akan Jilat Ludah Sendiri
Adapun langkah yang telah dilakukan Jokowi ialah menyusun strategi implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Kemudian, Jokowi juga membentuk Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT).
BACA JUGA: Soal Wacana Amandemen UUD 1945, Hasto PDIP: Kami Slowing Down
Selain itu, Menteri Tito juga menyebut Jokowi telah mendorong alokasi dana desa untuk mewujudkan percepatan pembangunan desa.
"Berdasarkan data, sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2021, total dana desa yang telah dialokasikan mencapai lebih kurang Rp 400,65 triliun," kata Tito dalam Silaturahmi Nasional (Silatnas) Desa oleh Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (29/3).
BACA JUGA: Kolam Ukraina
Angka tersebut dinilai telah mendekati Rp 700 triliun anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dari pusat untuk provinsi, kabupaten, dan kota se-Indonesia.
Tito menjelaskan bentuk keseriusan Presiden Jokowi bisa terlihat dari jumlah alokasi anggaran yang diberikan kepada desa, yaitu Rp 68 triliun pada 2022.
“Diharapkan (langkah tersebut, red) dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat desa serta mengurangi ketimpangan antara desa dengan kota dengan menimbulkan sentra-sentra ekonomi baru yang tidak hanya berorientasi di perkotaan, tapi desa,” tutur mantan Kapolri itu.
Pria kelahiran Palembang itu membeberkan hasil pemanfaatan dana desa sejak 2015 sampai 2022 yang dinilai telah memberikan dampak positif kepada masyarakat.
Adapun dana desa telah digunakan untuk membangun jalan desa sepanjang 308.490 kilometer, jembatan sepanjang 1.583.215 meter, pasar desa sebanyak 12.244 unit, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebanyak 42.317 unit, serta tambatan perahu sebanyak 7.384 unit.
Selain itu, dana desa juga digunakan untuk membangun embung 5.371 unit, irigasi 80.120 unit, dan penahan tanah sebanyak 247.686 unit.
Di sisi lain, kualitas hidup masyarakat desa juga meningkat karena pembangunan sarana olahraga sebanyak 29.210 unit, air bersih sebanyak 1.307.423 unit, mandi cuci kakus (MCK) sebanyak 443.884 unit.
Tito juga melaporkan pemanfaatan dana desa untuk membangun Pondok Bersalin Desa (Polindes) sebanyak 14.401 unit, drainase sepanjang 45.517.578 meter, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebanyak 66.430 kegiatan, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebanyak 42.007 unit, dan sumur sebanyak 74.289 unit.
"Sejak tahun 2014, tingkat kemiskinan di desa juga terus mengalami penurunan sebesar 1,23 persen," ungkap Mendagri Tito.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut Tito, tingkat kemiskinan di desa mengalami penurunan sejak 2014.
Pada 2014, tingkat kemiskinan sebesar 13,76 persen atau sekitar 17,37 juta jiwa. Kemudian pada akhir 2021, tercatat tingkat kemiskinan desa sebesar 12,53 persen atau 14,64 juta orang. (mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lewat MotoGP Mandalika, Jokowi Dongkrak Perekonomian Daerah
Redaktur : Friederich
Reporter : Dea Hardianingsih