jpnn.com - PERINGATAN bagi siapapun. Janganlah kencing sembarangan! Bila tetap nekat, tanggung sendiri akibatnya. Seperti yang dialami Donjuan, 40. Pria asal Kecamatan Demak, Surabaya itu mengalami petaka setelah kencing di dekat kuburan tua. Kemaluan Donjuan terus berdiri tegap seperti tentara. Siapp grakk...
Entah urat saraf mana yang salah atau terkilir di alat vital alias Mr P Donjuan. Pastinya pada Mei awal lalu, Donjuan kencing di pojok dekat kuburan di kawasan Kepanjen Malang.
BACA JUGA: Ingat ya..PNS Dilarang Berikan Dukungan KTP
Kebetulan Donjuan ini bekerja sebagai sopir travel. Waktu itu, dia akan menuju ke Blitar untuk mengantarkan penumpang. Sepulang dari Blitar, Donjuan membawa lima penumpang.
Di tengah-tengah perjalanan, Donjuan tak mampu menahan hajatnya. Hampir 25 km, dia tak menemukan SPBU. Ibarat sudah untup-untup di ujung tombak, Donjuan berhenti di pinggir jalan yang ternyata merupakan kuburan tua.
BACA JUGA: Kepala Sekolah Apaan Nih, Malah Bugil di Rumah Warga
"Waktu itu saya tergesa gesa. Saya sih lihat ada tulisan dilarang kencing di sekitar kuburan keramat, ah tidak saya pedulikan habis sudah tidak kuat sih," kata Donjuan.
Saat perjalanan, Donjuan tak merasakan apa-apa. Dia juga sudah lega sudah membuang hajatnya. Derita mulai menghampiri usai bangun tidur. Senjata tak bisa tidur lagi.
BACA JUGA: Pemda Diminta Usir Makelar Tanah
"Kirain ada yang salah, saya minum obat penenang namun tegangnya tidak turun. Tidak bisa kencing juga. Tiga hari saya tungguin turun dan akhirnya saya bawa ke RSUD dr Soetomo," kata bapak dua anak itu.
Rasa sakit dan frustasi menyelimuti hidupnya. Tiada hari dan waktu tanpa menangis dan menjerit. Supaya tidak sakit, istrinya Karin kadang mengompres dengan air dingin dan daun kemuning. Sayangnya, penyakit itu tak juga sembuh. Akhirnya, Karin dan Donjuan berangkat ke Kepanjen lagi bertanya soal cara penyembuhan penyakit itu.
"Belum ada yang bisa menyembuhkan. Ini (kemarin, Red) saya ke PA (Pengadilan Agama, Red) tujuannya juga cari dukun kok. Kali ada yang bisa memberi petunjuk, " kata Donwori dengan wajah galau menahan rasa sakit.
Beberapa pengacara dan pengunjung menyarankan ke Trenggalek untuk membereskan persoalan senjatanya. "Itu sih selama ini untuk membesarkan dan menguatkan, untuk meloyokan kayaknya belum pernah," kata salah satu pengacara.
Pencara lainnya menyarankan tidak usah ke Trenggalek. Ditakutkan selamanya justru tak bisa bangun kembali. "Kalau loyo selamanya ati-ati juga mas," selorohnya sembari tertawa.
Namun, beberapa orang menyarankan Donjuan kembali ke Kepanjen Malang untuk menemui sesepuh atau ketua dusun atau RW di desa itu. "Minta saran atau apalah. Mungkin nanti ada jalan, kalau misalnya disuruh ritual ini itu ya dijalankan saja. Daripada begitu terus," katanya. (umi hany/no)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengharukan, Pasutri Tewas Terbakar dalam Posisi Bersujud
Redaktur : Tim Redaksi