Mendes: Desa adalah Indonesia

Selasa, 18 Februari 2020 – 23:09 WIB
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar saat diwawancarai awak media. Foto: Humas Kemendes PDTT

jpnn.com, SEMARANG - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, desa adalah Indonesia dan Indonesia adalah desa. SDM unggul Indonesia ke depan, kuncinya ada di desa.

Hal ini disampaikan Gus Menteri, sapaan akrabnya, dalam Rapat Kerja Percepatan Penyaluran dan Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2020 yang digelar di The Holy Grand Marina, Kota Semarang, Selasa (18/2). "Desa itu posisi strategis tapi kadang kurang mendapat perhatian jadi acara ini penting sebagai perhatian kepada desa," kata Gus Menteri.

BACA JUGA: Profil Abdul Halim Iskandar: Santri Jombang jadi Mendes PDTT di Kabinet Indonesia Maju

Untuk itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) berinisiatif untuk menaikkan kapasitas para Kepala Desa (Kades), utamanya yang berprestasi.

Gus Menteri mengatakan, Kemendes PDTT mengusulkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) agar Kades diberikan ruang untuk bisa mendaftar di Perguruan Tinggi sesuai dengan kearifan desanya

BACA JUGA: Mendes Abdul Halim Iskandar Sebut Bojongkulur Embrio Desa Surga

Kades ini, kata Gus Menteri, kuliahnya langsung terhadapan dengan masyarakat dengan segala problematikanya. "Hingga nanti diharapkan akhir periode enam tahun bisa meraih gelar sarjana. Dan periode selanjutnya semakin bisa bangun desa dan mensejahterakan warganya," kata Gus Menteri.

Usulan gelar ini buat Kades berprestasi sebagai apresiasi terhadap pengabdiannya di desa. Program ini memang masih dibicarakan di tingkatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan soal formulasi yang pas untuk usulan Kemendes PDTT ini.

BACA JUGA: Kemendes PDTT Gelar Pelatihan Hidroponik Bagi Penyandang Disabilitas

Namun, kata Gus Menteri, yang langsung direspon Mendikbud adalah usulan agar mahasiswa diterjunkan langsung ke desa-desa dengan durasi minimal enam bulan yang menjadi bagian dari perkuliahan. Usulan ini ditransformasikan ke program Kampus Merdeka. "Mahasiwa nantinya akan berkhidmat di desa dan mengabdi ke desa yang lebih lama dari KKN," kata Gus Menteri.

Usulan kedua, soal skripsi mahasiswa digantikan dengan program pengabdian kepada desa dan melakukan pendampingan pembangunan di desa.

Kemendes PDTT juga mengajak Proyek Desa yang terdiri dari tiga bagian, yakin konsep operasional bangun SDM unggul, transformasi ekonomi pedesaan dan kebijakan Kampus Merdeka.

Gus Menteri kembali menekankan agar Dana Desa sebesar Rp72 Triliun itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membangun desa.

Dana Desa, kata Mantan Ketua DPRD Jawa Tengah itu, difokuskan untuk program Padat Karya Tunai Desa (PTKD), Penguatan SDM di desa dan penguatan ekonomi, tanpa melupakan infrastruktur. "Penguatan SDM itu termasuk penanganan Stunting di dalamnya," tekan Gus Menteri.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambut positif program peningkatan kapasitas Kades tersebut karena itu bakal berdampak langsung kepada masyarakat desa. Turut hadir menemani Gus Menteri, Sekjen Kemendes PDTT Anwar Sanusi dan Pejabat Eselon I di lingkungan Kemendes PDTT.(ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler