jpnn.com, SLEMAN - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) telah menggelar pelatihan budidaya menanam dengan memanfaatkan air atau Hidroponik dan pelatihan e-commerce bagi para penyandang disabilitas atau kaum difabel di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta Kemendes PDTT, Sleman, Yogyakarta pada Jumat (14/2).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi (Balitbangdiklatfor) Kemendes PDTT, Eko Sri Haryanto menyampaikan bahwa pelatihan Hidroponik bagi Difabel merupakan salah satu pelatihan teknis bagi masyarakat yang berkebutuhan khusus (difabel) dan merupakan pelatihan inovasi yang diselenggarakan oleh BBLM Yogyakarta.
BACA JUGA: Sekjen Kemendes PDTT: Indonesia Dukung Pencapaian SDGs
"Pelatihan ini sebagai upaya untuk memberdayakan saudara-saudara kita kaum difabel agar mampu berkarya mengembangkan dirinya melalui budidaya tanaman sistem Hidroponik. Sedangkan pelatihan e-Commerce merupakan pelatihan inovasi, dan merupakan jawaban bagi masyarakat desa agar dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan, untuk bersaing dalam dunia pemasaran global, khususnya dalam era digitalisasi," kata Eko saat menghadiri sekaligus menutup kegiatan pelatihan Hidroponik yang sudah digelar sejak tanggal 10-14 februari di BBLM Yogyakarta pada Jumat (14/2).
Penutupan pelatihan Hidroponik bagi Difabel dan e-Commerce ditutup oleh Eko Sri Haryanto yang didampingi Kepala BBLM Yogyakarta Kemendes PDTT Erlin Chaerlinatun M dan Kasubdit Kemitraan Usaha Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendesa PDTT Dahlia. Dalam penutupan ini turut juga dihadiri Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Demak Daryanto, Kadis Sosial Kabupaten Kulonprogo Yohannes Irianta, Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Gunung Kidul Wijang Eka Aswarna dan Kepala BNI 46 Cabang UGM Suryo Wikanthomo.
BACA JUGA: Kemendes PDTT Raih Penghargaan Indonesia Digital Initiative Award
Eko menjelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pelatihan hidroponik bagi Difabel adalah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat penyandang disabilitas di bidang bercocok tanam hidroponik yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian dengan berbasis inovasi dan kreativitas.
"Sedangkan untuk tujuan dari pelatihan e-Commerce adalah melatih peserta pelatihan agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan cara pemanfaatan internet untuk perdagangan elektronik (e-Commerce), mewujudkan masyarakat desa yang mampu menciptakan, mengelola, dan memasarkan produknya dengan memanfaatkan teknologi informasi serta meningkatkan perekonomian bagi masyarakat desa dengan memperluas jangkauan calon konsumen dengan pasar yang luas," katanya.
BACA JUGA: Kemendes PDTT Gelar Workshop Literasi e-Commerce untuk Pelaku UMKM
Lebih lanjut, Eko menyampaikan bahwa Kemendes PDTT melalui BBLM Yogyakarta yang merupakan pelopor penyelenggara pelatihan Hidroponik bagi masyarakat difabel telah mendapatkan dukungan dalam pelatihan hidroponik ini dari Bank Negara Indonesia (Persero). Sedangkan pelatihan e-Commerce mendapat dukungan dari Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendes PDTT dengan TOKOPEDIA yang sudah melakukan MoU dengan Kemendes PDTT.
Pelatihan hidroponik dan e-commerce bagi Difabel yang di laksanakan pada tanggal 10-14 Februari lalu diikuti oleh sebanyak 30 orang difabel yang berasal dari Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo. Sedangkan untuk peserta pelatihan e-Commerce sebanyak 30 orang Difabel yang berasal dari Kabupaten Jepara, Kudus dan Demak.
Dalam pelatihan ini, para peserta mendapatkan materi yakni untuk pelatihan hidroponik diantaranya Pengantar Bertanam Hidroponik, Prospek Usaha Hidroponik, Jenis-jenis sistem Hidroponik, Pengenalan bahan dan alat Hidroponik, Penyemaian, Praktek Merakit Instalasi Hidroponik, Formulasi Nutrisi Hidroponik, Permasalahan dalam Hidroponik, Analisis Usaha, Evaluasi dan penyusunan RKTL. Sedangkan untuk materi Pelatihan e-Commerce antara lain Kewirausahaan dalam kerangka Pemasaran Online, Pengantar e-commerce, Social Media Marketing, Pemasaran Produk Riil Marketplace, Foto Produk, Copywriting, Pembuatan Web/blog, Search Engine Optimization, Evaluasi dan Penyiapan RKTL.
Seluruh peserta mendapatkan bantuan stimulan sebanyak 30 paket bantuan stimulan yang berasal dari BBLM Yogyakarta dan Bank Negara Indonesia (Persero) cabang Universitas Gadjah Mada. Adapun bantuan stimulan dari BBLM Yogyakarta berupa 30 paket instalasi hidroponik dengan Wick System, sedangkan dari Bank Negara Indonesia (Persero) Cabang UGM berupa 30 paket instalasi hidroponik dengan NFT System menggunakan rangka baja ringan dilengkapi atap. Untuk pelatihan e-Commerce seluruh pesertanya mendapatkan bantuan stimulan sebanyak 30 paket yang berupa flashdisk dan kartu perdana kuota internet.
"Seluruh peserta pelatihan Hidroponik bagi Difabel maupun e-Commerce dinyatakan lulus mengikuti pelatihan karena dapat menyelesaikan seluruh proses pembelajaran selama pelatihan. Kita berharap dengan selesainya pelatihan ini bisa membawa perubahan bagi kaum difabel untuk mengembangkan keterampilannya didesanya masing-masing dan menghasilkan produksi yang bisa meningkatkan pendapatannya," katanya.(ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi