JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menampik kasus kekurangan buku pada sekolah yang melaksanakan kurikulum 2013. Pelaksanaan kurikulum 2013 diklaim berjalan sesuai jadwal serta skenario yang ditetapkan.
Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, setiap ada laporan kekurangan buku kurikulum 2013 harus dicek dengan teliti lagi. "Apakah benar-benar buku yang kita salurkan untuk sekolah sasaran itu kurang," ujarnya ketika ditemui di kantornya kemarin.
Nuh mengatakan, memang ada laporan bahwa jumlah buku yang didrop Kemendikbud kalah jauh dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada. Misalnya untuk siswa kelas 1 SD sasaran kurikulum, jumlah siswa bisa berlipat-lipat dari jumlah buku kurikulum baru 2013 yang disuplai Kemendikbud.
Menteri asal Surabaya itu mengatakan, kasus itu bisa terjadi untuk sekolah-sekolah yang memiliki banyak rombongan belajar (rombel). Nuh menuturkan bahwa meskipun dalam satu sekolah, tidak semua rombel menerapkan kurikulum 2013. "Jadi misalnya ada lima rombel untuk kelas 1 SD saja, itu belum tentu kelima-limanya menjalankan kurikulum baru. Jadi buku yang kita salurkan ya bukan untuk kelima rombel," urai Nuh.
Keterangan dari Kemendikbud bahwa tidak semua rombel dalam satu sekolah menjalankan kurikulum 2013 benar-benar baru disampaikan Kemendikbud. Pada keterangan-keterangan sebelumnya, Kemendikbud menyatakan bahwa penerapan kurikulum baru ini dihitung berdasarkan jumlah unit sekolah tanpa mengotak-atik jumlah rombel.
"Cara mengecek berapa rombel yang menjadi sasaran kurikulum dari satu sekolah gampang caranya," papar Nuh. Untuk kelas 1 SD, misalnya, cukup dilihat dari jumlah guru kelas yang mendapatkan pelatihan kurikulum 2013. Seandainya ada 7 rombel, tetapi guru kelas yang dilatih hanya tiga orang, berarti sasaran kurikulum di sekolah itu hanya tiga rombel saja.
Di bagian lain Sekjen Kementerian Agama (Kemenag) Bahrul Hayat menegaskan institusinya belum menjalankan kurikulum baru tahun ini. Di temui usai buka bersama tadi malam, Bahrul mengatakan Kemenag pusat sudah menyurati kantor wilayah (kanwil) untuk kebijakan kurikulum tadi.
Meskipun begitu, Bahrul mengatakan ada sekitar 6.000 madrasah yang ditunjuk Kemendikbud menjalankan Kurikulum 2013. Sebagai konsekuensinya, Bahrul menuturkan Kemenag berkewajiban melatih guru-guru bidang agama. Sedangkan guru-guru bidang umum, mendapatkan pelatihan dari program Kemendikbud. (wan/kim)
Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, setiap ada laporan kekurangan buku kurikulum 2013 harus dicek dengan teliti lagi. "Apakah benar-benar buku yang kita salurkan untuk sekolah sasaran itu kurang," ujarnya ketika ditemui di kantornya kemarin.
Nuh mengatakan, memang ada laporan bahwa jumlah buku yang didrop Kemendikbud kalah jauh dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada. Misalnya untuk siswa kelas 1 SD sasaran kurikulum, jumlah siswa bisa berlipat-lipat dari jumlah buku kurikulum baru 2013 yang disuplai Kemendikbud.
Menteri asal Surabaya itu mengatakan, kasus itu bisa terjadi untuk sekolah-sekolah yang memiliki banyak rombongan belajar (rombel). Nuh menuturkan bahwa meskipun dalam satu sekolah, tidak semua rombel menerapkan kurikulum 2013. "Jadi misalnya ada lima rombel untuk kelas 1 SD saja, itu belum tentu kelima-limanya menjalankan kurikulum baru. Jadi buku yang kita salurkan ya bukan untuk kelima rombel," urai Nuh.
Keterangan dari Kemendikbud bahwa tidak semua rombel dalam satu sekolah menjalankan kurikulum 2013 benar-benar baru disampaikan Kemendikbud. Pada keterangan-keterangan sebelumnya, Kemendikbud menyatakan bahwa penerapan kurikulum baru ini dihitung berdasarkan jumlah unit sekolah tanpa mengotak-atik jumlah rombel.
"Cara mengecek berapa rombel yang menjadi sasaran kurikulum dari satu sekolah gampang caranya," papar Nuh. Untuk kelas 1 SD, misalnya, cukup dilihat dari jumlah guru kelas yang mendapatkan pelatihan kurikulum 2013. Seandainya ada 7 rombel, tetapi guru kelas yang dilatih hanya tiga orang, berarti sasaran kurikulum di sekolah itu hanya tiga rombel saja.
Di bagian lain Sekjen Kementerian Agama (Kemenag) Bahrul Hayat menegaskan institusinya belum menjalankan kurikulum baru tahun ini. Di temui usai buka bersama tadi malam, Bahrul mengatakan Kemenag pusat sudah menyurati kantor wilayah (kanwil) untuk kebijakan kurikulum tadi.
Meskipun begitu, Bahrul mengatakan ada sekitar 6.000 madrasah yang ditunjuk Kemendikbud menjalankan Kurikulum 2013. Sebagai konsekuensinya, Bahrul menuturkan Kemenag berkewajiban melatih guru-guru bidang agama. Sedangkan guru-guru bidang umum, mendapatkan pelatihan dari program Kemendikbud. (wan/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendikbud Bantah Ada Plagiat di Buku Kurikulum 2013
Redaktur : Tim Redaksi