jpnn.com, JAKARTA - Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2020 secara virtual tetap memberi kesan berarti bagi para siswa.
Apalagi Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar berbagai acara virtual untuk meramaikan HAN 2020.
BACA JUGA: Petinggi Kemendikbud: SMK di Indonesia Tak Kalah dengan Negara Lain
Seperti kegiatan generasi KIHAJAR (Kita Harus Belajar), Kemah Karakter Virtual, dan bincang-bincang inspiratif dengan Mendikbud Nadiem Makarim.
Setelah berbincang-bincang dengan dua siswa dari SD SLB dan PAU, Mendikbud Nadiem juga mendengar kisah menarik dari tiga siswa jenjang SMP dan SMA.
BACA JUGA: Penjelasan Kemendikbud soal POP dan 3 Skema Pendanaannya
Pestaria Sinurat, murid SMP RK Budi Mulia Pangururan, Samosir mengaku gembira bisa bercerita kepada Mendikbud Nadiem. Ria, sapaan akrab Pestaria ini ternyata punya hobi menjahit dan mendaur ulang.
Hobinya ini semakin ditekuni saat belajar dari rumah (BDR). Dia pun tidak merasakan bosan karena banyak hal positif yang dikerjakan.
BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Nadiem Makarim soal Program Organisasi Penggerak
"Kebetulan saya senang menjahit dan ada banyak baju bekas makanya saya buat masker untuk dipakai sendiri," ujar Ria.
Ria pun menawarkan maskernya kepada Nadiem.
"Kalau pak menteri mau, nanti saya kirimkan maskernya,' ujarnya polos.
Mendapat tawaran itu Nadiem mengatakan, maskernya mau dibeli. "Saya beli saja maskernya ya."
Tak kalah serunya saat Nadiem berdialog dengan Firdaus Rahmat murid SMA Negeri 5, Makassar.
Keduanya ternyata punya hobi yang sama membaca komik. Tokoh komik yang disukai juga sama.
"Wah, hobi kita ternyata sama ya. Saya senang dengan komik Naruto dan Tintin," kata Nadiem kepada Firdaus.
Firdaus tidak hanya senang baca komiki. Dia juga membuat komik dua dimensi. Bahkan sejak pandemi COVID-19 yang mengharuskannya belajar dari rumah, Firdaus mengembangkan bakatnya dengan membuat komik digital.
"Tantangan banget sih menuangkan komik dua dimensi ke digital tetapi seru-seru saja apalagi orang tua mendukung," terangnya.
Sementara Aisya Auliya Sudrajat, murid SMA Negeri 1 Pacitan, Jawa Timur, membuat sekolah rumah untuk membantu anak-anak di sekitar lingkungannya. Ide itu tercetus ketika melihat banyak anak-anak yang bosan belajar dari rumah.
Dibantu orang tuanya, dia membuat sekolah rumah. Berbagai kegiatan dilakukan baik membaca, berhitung, ketrampilan, bermain, dan belajar seni.
"Kebetulan orang tua saya punya lembaga pendidikan anak-anak. Karena ditutup selama pandemi, akhirnya alat-alat peraganya dibawa ke rumah dan bisa digunakan anak-anak secara gratis,' tuturnya.
Aksi Aisya ini memberikan dampak positif bagi anak-anak di lingkungannya. Mereka tidak lagi merasa bosan karena setiap harinya bisa ikut kegiatan di sekolah rumah.
Cerita anak-anak inspiratif ini membuat Mendikbud Nadiem gembira.
Dia mengungkapkan, semua pasti merasa berat karena aktivitasnya dibatasi akibat COVID-19. Namun, situasi sulit ini jangan sampai mengungkung kreativitas anak-anak.
"Saya yakin kita semuanya bisa melewati masa-masa sulit ini. Pesan saya tetaplah bersemangat dan terus berprestasi. Kembangkan terus hobi positif kalian," tandasnya. (esy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad