BREBES - Dalam rangka pengembangan dan pemerataan pendidikan tinggi di Indonesia, pemerintah terus menambah jumlah sekolah tinggi. Hari ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh meresmikan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Islam Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (10/3).
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ini merupakan kampus yang didirikan oleh Yayasan Ta'Allumul Huda pimpinan mantan Mendiknas, Yahya A Muhaimin. Menurut M Nuh, pemerintah sangat berterima kasih kepada pihak yayasan yang telah membangun kampus tersebut dalam rangka memajukan pendidikan di Indonesia.
"Atas nama Kemdikbud, kami menyampaikan selamat dan ucapan terima kasih kepada yayasan yang telah membangun, mengisi, demi kemajuan pendidikan kita. Ucapan terima kasih saja tidak cukup. Justru yang penting itu apa yang bisa diterjemahkan dari terima kasih itu. Diminta atau tidak diminta, kalau diperkenankan kementerian ingin bekerja sama lebih baik dengan Ta'Allamul Huda," ungkap Mendikbud saat menyampaikan sambutan pada acara peresmian dua sekolah tinggi itu.
Dengan adanya kampus ini, lanjut Mendikbud, diharapkan nilai lebih Bumiayu pun bertambah. "Pendidikan dan kebudayaan adalah soft power. Jadi tepat kalau kota ini Bumiayu menjadi kota pendidikan, karena menanamkan soft power," ujarnya.
Turut menyertai Mendikbud dalam acara itu antara lain Inspektur Jenderal (Irjen) Kemdikbud Haryono Umar, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Djoko Santoso, serta jajaran eselon II Kemdikbud dan rombongan lainnya.
Di tempat sama Yahya A Muhaimin mengatakan, Sekolah Tinggi itu merupakan awal sebelum menjadi universitas. "Semoga dari kampus ini nantinya bisa berkembang menjadi universitas. Sehingga, Bumiayu bisa memiliki universitas dan dapat memfasilitasi masyarakat di sini untuk dapat mengenyam pendidikan di pendidikan tinggi," jelasnya.
Yahya Muhaimin mengaku mendapat bantuan dari banyak pihak dalam rangka mendirikan STKIP. Meski demikian ia tetap berharap Kemdikbud juga memberikan bantuan.
"Bantuan tidak boleh melemahkan kita untuk mandiri dam meningkatkan kualitas kampus ini. Pembangunan kampus ini sendiri pun telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 8 miliar. Kami memohon kepada Kemdikbud untuk sama-sama menjinjing agar terasa ringan," imbuh dosen di Fisipol Universitas Gadjah Mada itu. (Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SMA di Medan dan Kaltim Di-Blacklist
Redaktur : Tim Redaksi