Mendikbud Siap Bantu Polisi Usut Mafia Pembocor Unas

Jumat, 09 Mei 2014 – 03:11 WIB

jpnn.com - SORONG - Setiap tahun, penyelenggaraan ujian nasional (unas) selalu diributkan dengan kabar kebocoran soal ujian dan peredaran kunci jawaban. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mencium ada mafia spesialis pembocor soal ujiannya.

Nuh menjelaskan, terus berhembus kebocoran soal dan kunci jawaban itu merupakan pertempuran antara kebenaran dan kejahatan. Gencarnya informasi dua kejahatan unas itu, membuat citra siswa, guru, dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaran unas tercoreng.

BACA JUGA: Best Adventure, Faber Castell Gelar Lomba Menulis Cerpen

"Padahal saya tegaskan, tidak semua siswa peserta unas mencontek semua, tidak jujur semuanya, atau baik semuanya," katanya saat kunjungan kerja ke Kabupaten Sorong kemarin.

Nuh juga mengatakan, tidak semua guru yang terlibat unas itu nakal semua. Bahkan menteri asal Surabaya itu juga mengatakan, pegawai di Kemendikbud yang aktif dalam penyelenggraan unas belum tentu baik-baik atau jelek-jelek.

BACA JUGA: 15 Peneliti Raih Anugerah Riset Sobat Bumi 2014

"Yang nakal-nakal, yang masuk lingkaran mafia pembocor unas inilah yang harus diberesin. Kami bersama polisi mengusut tuntas," kata Nuh.

Ada banyak motif para pembocor soal ujian itu. Pertama adalah ingin menghancurkan sistem evaluasi yang dibangun dengan skema unas. Motivasi lainnya adalah, mengeruk keuntungan finansial dari ketakutan siswa dalam menghadapi ujian tahunan itu. "Sangat jelas ada mafia dalam kericuhan penyelenggaraan unas," tegas Nuh.

BACA JUGA: Soal Bahasa Inggris Bocor di Jakarta

Bagaimana cara membongkarnya? Nuh menjelaskan bisa dimulai dengan kasus joki pembocor unas di Surabaya. Saat ini Nuh sudah meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus joki di Surabaya sampai ke jaringan utamanya.

"Tidak pandang bulu. Kalau memang ada keterlibatan pihak Kemendikbud, kita bersihkan. Kami ingin menjaga integritas," katanya.

Nuh mengatakan pihaknya tidak akan menutup-nutupi kelmahan dalam penyelenggaraan unas. Dia mencontohkan, dua tahun lalu penyelenggaraan unas di daerah tertentu pernah diulang karena terindikasi positif terjadi sontek massal. Kasus seperti ini, bisa terulang di Padang. Sebab ada laporan banhwa muncul bocoran kunci jawaban di Padang pada unas 2014.

Mantan rektor ITS Surabaya itu mengatakan, terkait peredaran kunci jawaban masyarakat tidak boleh cepat memvonis terjadi sontek masal. Bisa jadi ada siswa yang mendapatkan kunci jawaban, tetapi tidak memakainya. Atau kunci jawaban yang beredar itu tidak valid. "Yang di padang sampai saat ini masih proses penelitian, untuk mengetahui pola jawaban siswa," tandasnya.

Nuh menegaskan bahwa penyelengaraan unas adalah upaya untuk evaluasi sekaligus mendidik karakter siswa. Dia mengatakan saat ini mulai muncul gerakan besar-besaran menciptakan unas berjalan jujur.

"Seperti yang dikampanyekan koran Jawapos atau oleh Bu Risma wali kota Surabaya," ujar dia. Untuk itu Nuh tidak mentoleransi keberadaan pihak-pihak yang mengacaukan unas.

Sementara itu tim Itjen Kemendikbud terus menginvestigasi temuan mereka. Seperti diketahui tim Itjen menyita sejumlah HP siswa SMPN 67 Jakarta. HP para siswa itu disita karena kedapatan dibawa masuk ke ruang ujian saat unas bahasa Inggris. Di dalam HP itu, tim Itjen Kemendikbud menemukan pesan yang berisi kunci jawaban unas.

"Sampai sekarang pengecekan masih berlangsung," kata Irjen Kemendikbud Haryono Umar. Dia mengatakan tidak semua HP yang disita itu berisi SMS kunci jawaban.

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Hendri mengatakan, informasi awal kebocoran soal ujianitu ada di tingkat rayon atau sekolah. Teknisnya adalah beberapa hari menjelang ujian amplop atau segel naskah unas sudah dibongkar.(wan)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal UN Matematika Hasil Jiplakan Milik PISA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler