Komunitas rahasia, Illuminati, seperti yang tercantum dalam novel laris karya Dan Brown, Angels and Demons, mengagetkan banyak orang. Berikut pengalaman wartawan Jawa Pos yang baru kembali dari Roma, AGUNG PUTU ISKANDAR, menelusuri rute-rute kelompok beranggota cendekiawan dan penyair tersebut.
= = = = = = = = = = =
DALAM Angels and Demons, Dan Brown menyebut Roma dan Vatikan sebagai kota yang menyimpan banyak simbol organisasi bawah tanah (secret society). Bahkan, tata letak kota tersebut sudah dibuat sedemikian rupa plus jalur-jalur bawah tanah buat Paus berlindung ketika Vatikan diserang.
Salah satu organisasi bawah tanah yang disebut Brown adalah Illuminati (bentuk plural dari kata dalam bahasa Latin, illuminatus, yang berarti "tercerahkan", Red). Seperti diceritakan dalam Angels and Demons, organisasi itu beranggota penyair dan ilmuwan.
Mereka adalah orang-orang yang sangat menghargai ilmu pengetahuan. Karena itulah, mereka kebanyakan bertentangan dengan gereja Katolik yang begitu berkuasa di Eropa pada periode abad ke-5 sampai 15.
Kehebohan buku tulisan Dan Brown itu memang sudah berangsur-angsur menurun. Apalagi, setelah banyak diskusi dan tulisan-tulisan pembanding dibuat. Namun, di Roma, Italia, buku tersebut justru tetap menjadi topik pembicaraan.
Bahkan, beberapa travel agent malah menyediakan tur khusus untuk menyambangi "tempat kejadian perkara" (TKP) novel yang versi layar lebarnya sudah dibuat dengan Tom Hanks sebagai tokoh utama itu.
Salah satunya travel agent Viator yang dipandu warga Italia keturunan Amerika Serikat, Roberto. Roberto yang hanya mau nama depannya disebut itu bersedia mengantarkan para pelancong mengunjungi rute-rute yang disebut Brown dalam novelnya.
Jalan-jalan ke "TKP" Angels and Demons dimulai pukul 10.00 waktu setempat. Pada pukul 14.00 rute berakhir di Kastil Saint Angelo yang menyimpan jalan rahasia dari Roma tembus ke Vatikan. "Petunjuk kita ada di dalam secarik kertas ini," kata Roberto sambil menyerahkan kertas cokelat kumuh sebesar kartu pos.
Kertas tersebut bertulisan empat baris puisi dari pujangga Inggris abad ke-17 John Milton. Empat baris puisi itu menjadi petunjuk awal untuk menelusuri jalur-jalur Illuminati di pusat kota Roma hingga finis di Vatikan.
From Santi"s earthly tomb with demons"s hole,
Cross Rome the mystic elements unfold.
The path of light is laid, the sacred test,
Let the angels guide you on your lofty quest.
Roberto mengatakan, puisi itu menjadi petunjuk awal dua tokoh dalam Angels and Demons, yakni Profesor Robert Langdon (diperankan Tom Hanks) dan Vittoria Vetra (Ayelet Zurer), menjelajah Roma mencari tempat para preferiti (empat kardinal calon paus) sedang diculik. "Kita akan mulai dengan From Santi"s earthly tomb (kuburan bumi milik Santi, Red)," katanya.
Roberto lantas menunjuk sebuah gereja yang tak jauh dari Piazza del Popolo. Yakni, Gereja Santa Maria del Popolo. Piazza del Popolo merupakan salah satu "alun-alun" di Kota Roma. Posisinya beberapa kilometer dari sisi timur Vatikan. Santi yang dimaksud John Milton dalam puisi tersebut adalah nama panjang seniman Italia, Raffaello Sanzio atau Raphael Santi dalam bahasa Inggris.
Di Gereja Santa Maria terdapat kapel alias la cappella yang dibuat Raphael. Kapel, menurut Roberto, sejatinya tidak bermakna seperti kata chapel dalam bahasa Inggris yang berarti tempat ibadah. Chapel dalam bahasa asli sejatinya adalah kuburan yang dibuat untuk orang-orang kaya di zaman dulu.
Kapel bikinan Raphael ditempatkan di sisi kiri hall utama gereja Santa Maria. Ukurannya seluas kamar mungil 4 x 5 meter. Kapel tersebut dibuat untuk keluarga Chigi yang merupakan keluarga ternama di Italia. Raphael membikin kapel tersebut dengan sangat bagus.
Seratus tahun kemudian, Gian Lorenzo Bernini melengkapi kapel tersebut dengan sebuah patung legendaris, yakni Habakkuk dan malaikat. Satu tangan malaikat memegang rambut Habakkuk, sedangkan tangan satunya menunjuk ke arah petunjuk selanjutnya. Yakni, Basilica Saint Peter di Vatikan.
"Dan Brown menuliskan bahwa malaikat tersebut mengarahkan kita ke Basilica Saint Peter. Padahal, malaikat itu menunjuk ke patung di sebelahnya. Yakni patung Daniel and the Lion," kata Roberto.
Daniel the Lion adalah kisah tentang seorang tahanan Kerajaan Babilonia. Dia ditangkap kemudian dilempar ke kawanan singa. Habakkuk lantas diminta menolong Daniel yang sedang putus asa meminta pertolongan Tuhan.
"Tapi, tidak apa-apa. Kita meluncur ke Basilica Saint Peter sekarang," kata Roberto.
Bersama beberapa orang yang penasaran dengan novel kontroversial itu, Jawa Pos ikut meluncur menuju Basilica Saint Peter, Vatikan. Dalam buku Angels and Demons, terdapat satu simbol yang mengarahkan ke petunjuk selanjutnya di Basilica tersebut. Yakni, sebuah mata angin yang berada di salah satu sudut lapangan luas di depan Katedral Saint Peter itu.
Yang dimaksud Brown dalam novelnya adalah simbol angin yang bertiup dari barat. Namanya, ponente. Angin itu mengantarkan tokoh dalam novel untuk menuju ke sisi timur yang ditunjukkan angin, yakni Gereja Saint Maria della Vittoria yang berada di sisi timur Vatikan.
Jawa Pos menemukan simbol mata angin itu tepat di sisi depan Katedral Saint Peter. Tapi, itu bukan satu-satunya simbol mata angin yang ada di lapangan besar tersebut. Padahal, novel hanya menyebut satu arah mata angin.
Jawa Pos lantas mencoba mengonfirmasi ke Roberto. Dia lantas terkekeh. Di lapangan tersebut bahkan ada enam belas arah mata angin. Setiap arah angin memiliki nama sendiri. Misalnya, angin dari arah West Nord West disebut Ponente Maestro, Nord Nord Est bernama Tramont Greco, dan Est Sud Est bernama Levante Scirocco.
"Dan Brown jelas hanya menyebutkan satu nama angin. Karena itu adalah angin yang mendukung kisah dalam novelnya," kata Roberto lantas terkekeh.
Rombongan turis penggemar novel akhirnya sampai di Gereja Saint Maria della Vittoria. Di gereja tersebut terdapat sebuah patung karya Bernini yang lain. Yakni, Ectasy of Saint Teresa. Patung tersebut menggambarkan Saint Teresa bersama malaikat yang memegang anak panah. Malaikat yang tersenyum seolah hendak menancapkan anak panah tersebut ke Saint Teresa.
"Karakter Bernini dalam patung-patungnya yang dia bikin selalu khas. Dia seperti meng-capture atau membekukan gerakan. Di mana-mana patung dia pasti tentang orang-orang yang bergerak," kata Roberto.
Setelah dari Gereja Saint Maria, rute selanjutnya adalah menuju Gereja Saint Agnes in Agony. Tepat di depan gereja tersebut terdapat sebuah air mancur yang dibuat Bernini.
Air mancur besar tersebut menggambarkan empat wujud manusia besar yang digambarkan dari empat benua bersama masing-masing empat sungai. Yakni, dari Benua Asia, Eropa, Amerika, dan Afrika. Di air mancur besar itulah, tempat Kardinal Baggia (salah seorang calon Paus yang diculik) distempel dadanya dengan besi panas bertulisan Water.
Rute akhirnya berakhir di Kastil Saint Angelo, sebuah kastil bersejarah yang terletak di Isola Tiberina, alias pulau di tengah Sungai Tiber yang membelah Roma. Kastil itu menyimpan keagungan yang luar biasa. Di jembatan yang menghubungkan jalan utama dengan pulau terdapat karya-karya patung seniman Bernini. Patung tersebut seperti menyambut orang-orang yang telah berhasil memecahkan misteri Kota Roma tersebut.
"Jalur-jalur yang kita lewati itu disebut jalur Illuminati. Dalam buku disebutkan bahwa itu adalah tantangan yang harus dilewati anggota baru. Selamat, Anda sudah jadi anggota Illuminati," kata Roberto lantas terkekeh.
Di zaman Romawi kuno, kastil tersebut awalnya adalah benteng pertahanan. Namun, saat Katolik menjadi agama yang diterima di Kekaisaran Romawi, kastil itu menjadi salah satu situs pertahanan. Dalam novel disebutkan bahwa kastil itu memiliki jalan rahasia yang menghubungkannya dengan Katedral Saint Peter. Tapi, Roberto buru-buru menepis anggapan tersebut.
Dia lantas mengajak ke lantai tiga kastil. Setelah melalui berbagai labirin bawah tanah, akhirnya rombongan sampai di lantai tiga yang merupakan benteng utama kastil. Roberto menunjuk tembok setinggi enam meter. Tembok tersebut seperti berdiri berjajar mengarah ke Vatikan. Di atasnya terdapat jalan setapak yang lebarnya cuma cukup buat satu orang.
"Itu adalah jalan yang dimaksud. Jalan itu adalah akses langsung ke Vatikan kalau ada apa-apa. Paus bisa menggunakannya. Dan itu, well, sama sekali bukan rahasia," katanya lantas terkekeh. "Cerita Angels and Demons memang seru, tapi novel selalu fiksi dan tidak nyata walaupun latar belakang sejarahnya benar," imbuhnya. (*/c2/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Irfiandi, Dengan Vespa Menuju Eropa
Redaktur : Tim Redaksi