Mengaku Ingin Bangun Demokrasi, Militer Myanmar Vonis Ribuan Demonstran Antikudeta

Jumat, 12 Februari 2021 – 21:10 WIB
Panglima Militer Myanmar, yang kini jadi penguasa tertinggi negara tersebut, Min Aung Hlaing, memberi hormat saat upacara Martyrs' Day di Yangon (19/7/2020). Foto: ANTARA FOTO/Ye Aung Thu/ Pool via REUTERS/File Photo/aww

jpnn.com, NAYPIDAW - Junta militer Myanmar mengaku telah menjatuhkan vonis bagi lebih dari 23.000 tahanan, termasuk sejumlah besar demonstran antikudeta.

Pengumuman yang disampaikan langsung oleh Jenderal Senior Min Aung Hlaing, penguasa tertinggi negara tersebut, menyebutkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya negara membangun demokrasi baru secara damai.

BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Amerika soal Kudeta Myanmar, Rezim Militer Sebaiknya Bersiap

"Juga untuk mengubah para tahanan menjadi warga negara yang layak, untuk menyenangkan publik dan untuk menciptakan dasar kemanusiaan dan belas kasih," ujar Jenderal Min, Jumat (12/2).

Tahanan itu sebagian besar adalah para pengunjuk rasa antikudeta militer.

BACA JUGA: Bu Jacinda Tidak Sudi Bantuan Selandia Baru Dinikmati Rezim Militer Myanmar

Seperti diketahui, penguasa militer Myanmar menganggap pemilu yang dimenangi Aung San Suu Kyi tahun lalu diwarnai kecurangan.

Atas dasar itu, militer mengambil alih kekuasaan dan menangkap serta menahan para pemimpin sipil yang sudah terpilih secara demokratis

BACA JUGA: Temukan Banyak Kebohongan, Facebook Batasi Konten Bikinan Militer Myanmar

Para pemimpin dunia termasuk Sekjen PBB Antonio Guterres dan Paus Fransiskus mengutuk kudeta yang membatalkan hasil pemilu demokratis Myanmar itu. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler