Mengangkat Seni Lawak dan Ludruk Lewat Stand Up

Selasa, 10 Maret 2015 – 00:39 WIB
Mengangkat Seni Lawak dan Ludruk Lewat Stand Up. Penampilan ensikomedi yang digelar komunitas stand up di Balai Pemuda Surabaya, Minggu (8/3). Foto Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - SURABAYA – Ensikomedi adalah sebuah acara yang diadakan oleh komunitas stand up Indonesia wilayah Surabaya, Jawa Timur di Balai Pemuda.

Berbeda degan acara stand up comedy lainnya, kali ini para comic (sebutan untuk pelawak stand upcomedy) menyampaikan pesan yang mendalam untuk para pemuda Surabaya.

BACA JUGA: Diterpa Masalah, Ini yang Membuat Jessica Iskandar Bertahan

Mereka berpesan agar para generasi muda kembali mengenali budaya seni lawak dan ludruk dan seni khas Surabaya yang mulai tergeser.

Menurut ketua panitia, Akbar Halim, pesan ini perlu disampaikan mengingat makin  sedikitnya para pemuda yang meminati lawak dan ludruk.

BACA JUGA: Selama Menikah, Jessica Iskandar Hanya Diberi Charger HP oleh Suami

”Padahal, lawak dan ludruk adalah seni asli Surabaya. Tapi, sekarang justru banyak yang suka dengan seni dari luar negeri,” terang Akbar seperti yang dilansir Radar Surabaya (Grup JPNN.com), Senin (9/3).

Hal inilah yang membuat komunitas stand up Indonesia mengemas lawak menjadi lebih modern. Sehingga, para pemuda diharapkan kembali menikmati seni lawak di Surabaya.

BACA JUGA: Stress, ASI Jessica Iskandar tak Keluar Dua Hari

Acara yang dihadiri oleh ribuan pemuda ini dimulai pukul 13.00 WIB. Penampilan pertama dibawakan oleh mantan finalis Indonesia Mencari Bakat, Pico Jerry. Seperti biasanya, Pico melakukan stand up dengan boneka burung yang dapat diajak berinteraksi.

Gelak tawa mereka memenuhi gedung yang pernah terbakar sekitar 2010 tersebut. Setelah penampilan Pico Jerry, acara dilanjutkan dengan penampilan Battle of Comic. Acara dilanjutkan dengan lawak, video dubbing, dan akapela.

Baru yang terakhir adalah talk show yang dipandu langsung oleh salah seorang jawara stand up comedy nasional asal Surabaya, yaitu, Topenk dan Dodit Mulyanto.

Dalam talk show yang dikemas lucu, namun mengena ini, mereka berbicara tentang pengertian lawak dan ludruk. Lalu, apa alasan dua kesenian tersebut mulai ditinggalkan para pemuda?

Dodit mengaku bahwa waktu lama dibutuhkan untuk kembali menghidupkan seni yang hampir mati ini. Tapi, dia yakin bahwa tekad teman-temannya sesama komunitas akan dapat kembali membuat keduanya hidup sebagai seni khas Surabaya.

”Sebelumnya saya belajar sendiri dulu. Kemudian, kami menyampaikannya kepada penonton,” ujar comic yang bisa bermain biola dan saksofon ini. (dia/iku/awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biar Tetap Seksi, Presenter Ini Jalani Banyak Olahraga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler