jpnn.com - Pejabat kesehatan mencoba untuk mencari tahu mengapa ada seorang dokter gigi yang sekarat setelah menemukan pola aneh dalam kasus penyakit paru-paru.
Pusat Pencegahan dan Pencegahan Penyakit A.S. melaporkan bahwa analisis pasien di sebuah pusat perawatan di Virginia menemukan kejadian idiopathic pulmonary fibrosis (IPF) yang tinggi untuk dokter gigi.
BACA JUGA: Berani Lawan Jokowi, Prabowo Takut Hadapi Dokter Gigi
Dari hampir 900 pasien yang diteliti selama kira-kira dua dekade, CDC menemukan delapan dokter gigi dan satu teknisi gigi, semua pria, menderita penyakit ini. Tujuh pasien sudah meninggal.
Meski kelihatannya tidak terlalu banyak, namun hal tersebut mewakili 1 persen dari total pasien IPF. Sementara itu, CDC mencatat, hanya sekitar 0,038 persen orang yang tinggal di negara tersebut adalah dokter gigi.
BACA JUGA: PDGI Pusat Tuntut Ketua DPRD Jambi Minta Maaf
“Kuesioner diberikan kepada salah satu pasien yang hidup, yang melaporkan memoles peralatan gigi dan menyiapkan amalgam tanpa perlindungan pernafasan," kata jubir CDC, seperti dilansir laman MSN, Rabu (20/6).
“Zat atau bahan yang digunakan selama tugas ini mengandung toksisitas pernapasan. Meskipun tidak ada etiologi yang jelas untuk kelompok ini, eksposur pekerjaan mungkin berkontribusi,” jelas jubir CDC.
BACA JUGA: Kisah Penjual Nasi Bungkus Jadi Dokter
Penyelidikan tersebut dilakukan setelah seorang dokter gigi yang didiagnosis menderita penyakit paru-paru memberi tahu CDC mengenai polanya di pusat perawatan.
“Meskipun IPF telah dikaitkan dengan pekerjaan tertentu, tidak ada data yang dipublikasikan mengenai IPF di dokter gigi," kata jubir CDC
Namun, petugas kesehatan gigi terkena agen infeksi, bahan kimia, partikel udara, radiasi pengion dan bahan berbahaya lainnya.
Paparan inhalasi yang dialami oleh dokter gigi kemungkinan meningkatkan risiko penyakit pernapasan terkait pekerjaan tertentu.
Fibrosis paru adalah suatu kondisi di mana jaringan paru berubah menjadi bekas luka, Institut Kesehatan A.S. menjelaskan.
Jaringan paru yang menebal membuat sulit untuk mendapatkan oksigen ke dalam darah, merampas organ penting seperti otak dan jantung.
Para ahli masih belum memahami sepenuhnya penyebab penyakit ini yang membunuh banyak pasien antara tiga hingga lima tahun setelah mereka didiagnosis.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aduhai, Bu Dokter Gigi Ini Masih Demen Menyambi
Redaktur & Reporter : Fany