jpnn.com - JAKARTA – Dalam dua kali latihan, para pemain senior Persija, seperti Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan, Rizky Ramdani Lestaluhu dan Andritany Ardhiyasa, belum juga nongol.
Sebab itu, Pelatih Persija Rahmad Darmawan terlihat cemas dan meminta manajemen berperan aktif dalam membantu menginventarisir pemain.
BACA JUGA: Roma dan Liverpool Berebut Talenta Divisi Dua Spanyol
"Saya tidak ingin pemain merasa ada di sini karena saya yang membujuk dan sebagainya. Saya sendiri ingin manajemen menjelaskan lebih rinci lagi masalah pemain. Kita ingin tahu komitmennya manajemen seperti apa yang mudah-mudahan sesuai dengan pembicaraan," kata RD – sapaan Rahmad Darmawan - kemarin.
Saat ini, Ismed kabarnya masih berada di Aceh dan rencananya baru bisa bergabung dengan tim Selasa (25/8) pecan depan. Sedangkan Ramdani dan Andritany, hari ini (20/8) akan memberikan kabar apakah akan ikut bergabung atau tidak. Sedangkan Bepe belum melakukan komunikasi dengan coach Rahmad.
BACA JUGA: Inilah Masukan Rahmat Darmawan untuk Sepak Bola Kotim
"Mungkin kalau Bambang tidak gabung. Kalau liat dia (Bambang) kasih kabar kayaknya sudah pasti tidak ikut. Alasannya, saya tidak tahu," sambar asisten pelatih Satia Bagdja Ijatna.
Mereka digadang-gadang belum bisa menerima skema pembayaran gaji yang diberikan oleh manajemen. Apalagi, pada pertemuan terakhir antara pengurus klub dan tim, ketiga penggawa itu juga sempat hadir. Diketahui, tunggakan gaji pemain akan diberikan manajemen secara bertahap selama empat kali.
BACA JUGA: Tak Bisa Bernafas, Coach Suharno Sebut Nama Allah Berulang Kali
Setiap tahapannya, pengelola klub akan membayarkan 25 persen dari tunggakan mereka. Khusus 25 persen di tahap awal, pembayaran dilakukan sebanyak dua kali. Sedangkan pelunasan berikutnya terjadi sebulan setelah Persija ikut turnamen Piala Presiden 2015.
"Di Piala Presiden sendiri, para pesepak bola harus menerima sistem pembayaran yang ditetapkan oleh klub masing-masing, tanpa diberikan kesempatan untuk bernegosiasi, dengan alasan tersebut sudah menjadi regulasi yang disepakati oleh seluruh kontestan," ucap Bepe di www.bambangpamungkas20.com.
Rahmad pun memberikan konfirmasi bahwa ia tidak mempunyai kewenangan untuk memberikan batas waktu apakah pemain bersedia atau tidak bermain bersama Macan Kemayoran di turnamen independen. Sebab, ia sangat menghormati keputusan pemain.
Pasalnya, selama ini hal-hal yang mengenai pelatih, pemain dan manajemen Rahmad tidak mau ikut campur.
Hal ini dilakukan coach RD lantaran tidak ingin mengintervensi keputusan yang diambil pemain. Bahkan ia sangat menghindari hal tersebut. Soalnya, mantan pelatih Arema Cronus itu juga tidak mau hubungan antara pelatih dan pemain menjadi rusak karena salah persepsi di kemudian hari.
Tapi di satu sisi, pelatih yang memiliki kegemaran memakan Mie Setan tersebut menjelaskan kalau nasib pelatih dan pemain dalam hal ini sama. Mereka hanya mempunyai tanggung jawab yang berbeda di dalam klub. Sementara perihal pemain yang memilih tidak main, Rahmad tidak mempunyai pendekatan khusus untuk membujuk orang yang bersangkutan.
"Kalau pemain itu telepon, saya pasti akan bantu untuk mencari satu solusi. Tapi, kalau dia tidak mau menghubungi ya saya sekali lagi tidak mau, dikira nanti intervensi. Saya hanya bisa ayo kalau mau sama-sama dengan kondisi seperti ini," ungkap pelatih yang rajin beribadah itu.
Tidak hanya pelatih, suporter, Ahmad Marzukih pun juga menyayangkan ketidakhadiran Bepe, Ismed, Ramdani dan Andritany. Gladiator yang berposisi sebagai gelandang bertahan itu memberikan gambaran bahwa peran Bepe dan Ismed sangat penting di dalam tim.
Bepe dan Ismed merupakan kepala dari si Macan Kemayoran, sedangkan Andritany dan Ramdani sebagai badan. "Kalau saya kakinya saja," singkat Amarzukih. (agn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jeruk Nipis dan Teh Tawar Terakhir Suharno
Redaktur : Tim Redaksi