jpnn.com, CANBERRA - Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morisson jadi pusat perhatian. Itu terjadi setelah dia mengungkapkan rencananya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Tidak hanya itu, dia juga mewacanakan pemindahan Kedutaan Besar Australia di Tel Aviv ke Yerusalem. ''Kami mendukung solusi dua negara,'' ujar pemimpin 50 tahun tersebut kepada Reuters kemarin, Selasa (16/10).
BACA JUGA: Australia Usir Dokter di Kamp Pencari Suaka Nauru
Seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Morrison menganggap solusi dua negara tidak bertentangan dengan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Dia mengatakan bahwa Israel dan Palestina sama-sama boleh menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota negara.
BACA JUGA: Teror Storberi Berjarum Bikin Australia Panik
Israel beribu kota di Yerusalem Barat dan Palestina beribu kota di Yerusalem Timur. ''Australia harus punya pikiran terbuka soal ini,'' katanya.
Begitu terlontar, wacana Morrison itu langsung jadi bumerang. Sedikitnya 13 duta besar dari wilayah Timur Tengah melayangkan protes gabungan ke Canberra.
BACA JUGA: Jarum Dalam Stroberi Meneror Australia
Sementara itu, bentrok pasukan Israel dan sipil Palestina di Beit Lahiya, Jalur Gaza, terus berlangsung. Kemarin puluhan warga Palestina terluka akibat gas air mata. Warga memprotes Israel yang meratakan kamp Bedouin. (bil/c20/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi dan PM Australia Sepakati Lima Poin Penting
Redaktur & Reporter : Adil