MENGEJUTKAN! Inilah Data Hasil Survei soal LGBT

Kamis, 18 Februari 2016 – 08:18 WIB
Puluhan mahasiswa dari berbagai elemen berunjukrasa menolak LGBT di Bundaran Tugu Digulis Untan Pontianak, Jumat (12/2) sore. Foto: Ocsya/Rakyat Kalbar/JPG

jpnn.com - MEDAN – Jauh sebelum isu LGBT (lesbian, gay, bisexsual, transgender) mencuat, Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Sumut sudah melakukan Survei Cepat Perilaku (SCP) untuk memetakan kelompok tersebut.  

Sekretaris Pelaksana KPA Sumut, Ahmad Ramadhan mengatakan, SCP dilakukan tahun 2014 di Medan dan difasilitasi KPA Nasional. Hasil survey menyebut, populasi LSL di Medan hasil pemetaan tahun 2014 berjumlah sekitar 1.680 orang. 

BACA JUGA: Pak Kapolres Waswas Teror Sianida Sasar Polantas

Survey lanjutan dilakukan 2015 khusus terhadap 240 Lelaki Suka Lelaki (LSL). Diketahui, kelompok ini memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV. Risiko itu timbul karena mereka melakukan hubungan hingga menyebabkan adanya luka.

“Cara mereka mendapatkan teman paling dominan melalui media sosial atau internet sebagai tempat sosialisasi,” terang Ramadhan, kemarin.

BACA JUGA: Cape deh! Puluhan Lubang Masih Hiasi Jalur Pantura

Hanya saja, dia mengatakan, survey tidak sampai menelisik mengapa mereka mencari teman melalui media sosial itu. Juga pemicunya, apakah karena bosan dengan lawan jenis, ataukah karena sudah karakter dasarnya. “Apakah faktor hormonal atau lingkungan. ini perlu pengkajian," ujar Ramadhan.

Dijelaskan, LGBT berusia antara 16 sampai 60 tahun, dominan usia produktif 20 sampai 30 tahun dan yang paling tinggi usia 30 tahun. Dari tingkat pendidikan, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 121 orang atau 50,4 persen dan perguruan tinggi atau akademi 107 orang atau 44,6 persen. Jumlah ini berbeda dengan hasil survei terhadap Wanita Pekerja Seks yang kebanyakan hanya tamatan SD.

BACA JUGA: Baku Tembak, Satu Anggota Kelompok Bersenjata Diterjang Peluru

"Dalam survei yang dilakukan, ada yang mengaku dalam satu bulan satu orang 30 kali berhubungan, ada 30 orang yang berhubungan dengan satu orang. Ada juga yang mengaku 10 orang berhubungan dengan 60 orang dan ada yang 65 orang dengan satu pelanggannya,” terangnya.

Selain itu, dari 240 orang yang di survei, mengatakan 66,7 persen mengatakan mengetahui tempat tes HIV dan 33,3 persen tidak tahu di mana tempatnya. “54,2 persen saat berhubungan memakai kondom dan pelicin dan 35 persen tidak menggunakan keduanya," beber Ramadhan.

"Kita berharap kepada sektor terkait seperti Dinas Pendidikan dan Kopertis serta tokoh agama untuk melakukan penanggulangan menghadapi kondisi saat ini. Membuat program atau kegiatan pencegahan dan upaya kepada yang sudah berperilaku, karena ada pengaruh dari lingkungan," imbuhnya. (ris/azw/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Titip Motor di Parkiran Sampai 1,5 Tahun, Ternyata Pulang ke Madiun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler