Mengenal 4 Aplikasi yang Bisa Dongkrak Omzet UKM

Senin, 12 Agustus 2019 – 01:52 WIB
Ilustrasi pelaku UMKM di bidang makanan ringan. Foto: Suryanto/Radar Surabaya/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah UKM Jawa Timur resmi meluncurkan empat aplikasi untuk membantu proses digitalisasi para pelaku usaha.

Empat aplikasi itu ialah one pesantren one product (OPOP), Jatimiso, Tomiko (toko online milik koperasi), dan Sijawara

BACA JUGA: Cak Imin Bertemu Mahasiswa Disabilitas Penemu Lima Aplikasi

”Perkembangan teknologi sekarang tambah pesat. Bentuk respons kami terhadap kemajuan teknologi itu, ya, dengan membuat empat aplikasi sekaligus,” terang Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim Mas Purnomo Hadi beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Besi Scrap Kurangi Ketergantungan Industri Baja Terhadap Bahan Baku Impor

BACA JUGA: Senat AS Tuding Faceapp Alat Mata-Mata Rusia

Empat aplikasi itu, menurut Purnomo, akan membantu para pelaku UKM untuk lebih lincah berbisnis dalam jaringan (daring), terutama mendapatkan pasar.

Lewat aplikasi OPOP, pemerintah ingin mewadahi dan mendorong terciptanya santripreneur.

BACA JUGA: Sudah Banyak UKM Pakai Robot

Harapannya, setelah meninggalkan pondok, para santripreneur itu bisa melanjutkan usaha secara mandiri.

”Kami ingin di pesantren tidak hanya belajar ngaji, tetapi juga dituntut berwirausaha. Jadi, santri yang sudah lulus tidak bingung mencari kerja, tetapi malah jadi pencipta kerja,” papar Purnomo.

Nantinya produk para santri itu bisa langsung dipublikasikan lewat aplikasi OPOP.

Sementara itu, aplikasi Tomiko dan Jatimiso berfungsi sebagai marketplace. Dua aplikasi tersebut diharapkan bisa menampung 9,7 juta produk UKM dan 34 ribu koperasi di Jatim.

Dengan adanya Tomiko dan Jatimiso, para pelaku bisnis berskala kecil tidak bingung memasarkan produk mereka secara daring.

Purnomo mengimbau para pelaku usaha yang berbisnis lewat Tomiko dan Jatimiso mempunyai sertifikat yang menjamin kualitas produk mereka.

Aplikasi keempat adalah Sijawara. Aplikasi itu merupakan sistem pembelajaran wawasan jarak jauh yang berfungsi sebagai sumber ilmu.

Lewat Sijawara, para pelaku usaha bisa mengikuti pelatihan daring terkait dengan bisnis mereka.

Pada akhir pelatihan, para pelaku usaha akan mendapatkan sertifikat. Sampai saat ini, Jatim memiliki 34.354 koperasi.

Jika diperinci dari angka tersebut, 45–47 persen adalah koperasi yang sudah online.

Sementara itu, sebanyak 30 persen yang lain adalah koperasi yang potensial masuk pasar daring.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta para pelaku bisnis UKM mau berkolaborasi.

”Yang sudah expert mendampingi yang belum. Kampus juga mempersiapkan dari segi human capital, perbankan memberikan support permodalan, lalu akses market-nya bekerja sama dengan e-commerce,” katanya. (car/c12/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wong Hang Tailor Rilis Aplikasi Fesyen, Cocok Buat Artis Supersibuk


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
UKM   Omzet UKM   Aplikasi  

Terpopuler