Mengenal Alopecia Areata dan 5 Cara Mengatasi Kerontokan Rambut Akibat Penyakit Ini

Selasa, 29 Maret 2022 – 11:24 WIB
IIlustrasi Rambut. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - MENGALAMI rambut rontok setiap hari mungkin merupakan hal yang biasa dan tidak ada yang perlu Anda khawatirkan.

Namun, apa yang terjadi jika rambut Anda rontok secara berlebihan, bahkan pada area lain tempat rambut tumbuh, seperti alis mata.

BACA JUGA: 4 Fakta Penyakit Alopecia yang Diidap Istri Will Smith

Jika Anda melihat tidak hanya rambut saja yang rontok secara berlebihan, tetapi juga alis mata, kamu mungkin menderita alopecia areata.

Alopecia areata adalah suatu kondisi autoimun yang berkembang ketika sistem kekebalan tubuh salah mengira sel-sel sehat adalah zat asing.

BACA JUGA: Tips Mencegah Kerontokan Rambut

Kondisi ini berkembang ketika sistem kekebalan menyerang folikel rambut, yang mengakibatkan kerontokan rambut.

Kerontokan rambut secara tiba-tiba bisa terjadi pada kulit kepala, dan dalam beberapa kasus alis, bulu mata, dan wajah, serta bagian tubuh lainnya.

BACA JUGA: Duh, 4 Hormon Ini Menjadi Penyebab Rambut Rontok Lho

Biasanya, sistem kekebalan tubuh mempertahankan tubuh Anda terhadap penyerbu asing, seperti virus dan bakteri.

Namun, jika Anda menderita alopecia areata, sistem kekebalan tubuh Anda secara keliru menyerang folikel rambut kamu.

Folikel rambut adalah struktur dari mana rambut tumbuh. Folikel menjadi lebih kecil dan berhenti memproduksi rambut, yang menyebabkan rambut rontok.

Para peneliti tidak mengetahui penyebab pasti dari kondisi ini.

Namun, paling sering terjadi pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi autoimun lainnya, seperti diabetes tipe 1 atau rheumatoid arthritis.

Inilah sebabnya mengapa beberapa ilmuwan menduga bahwa genetika bisa berkontribusi pada perkembangan alopecia areata.

Gejala utama alopecia areata adalah kerontokan rambut. Rambut biasanya rontok berupa bercak-bercak kecil di kulit kepala.

Bercak-bercak ini seringkali berukuran beberapa sentimeter atau kurang.

Kerontokan rambut juga bisa terjadi di bagian wajah lainnya, seperti alis, bulu mata, dan janggut, serta bagian tubuh lainnya.

Sebagian orang mengalami kerontokan rambut di beberapa tempat, sebagian lagi kehilangannya di banyak tempat.

Saat ini tidak ada obat untuk alopecia areata, tetapi ada perawatan yang bisa membantu rambut tumbuh kembali lebih cepat dan mencegah kerontokan rambut di masa mendatang.

Berikut ini penjelasannya, seperti dikutip laman Healthline.

1. Perawatan medis

Anda bisa mengoleskan obat ke kulit kepala Anda untuk membantu merangsang pertumbuhan rambut. Sejumlah obat tersedia, baik yang dijual bebas (OTC) dan dengan resep.

Obat itu bisa berupa Minoxidil (Rogaine) tersedia OTC dan dioleskan dua kali sehari ke kulit kepala, alis, dan janggut.

Obat Ini relatif aman, tetapi butuh waktu satu tahun untuk melihat hasilnya.

Kemudian, Anthralin (Dritho-Scalp) adalah obat yang mengiritasi kulit untuk memacu pertumbuhan kembali rambut.

Selain itu, Anda bisa menggunakan krim kortikosteroid seperti clobetasol (Impoyz), busa, losion, dan salep dianggap bekerja dengan mengurangi peradangan pada folikel rambut.

2. Suntikan

Suntikan steroid adalah pilihan umum untuk alopecia ringan dan tidak merata untuk membantu rambut tumbuh kembali di bintik-bintik botak.

Jarum kecil menyuntikkan steroid ke kulit telanjang di daerah yang terkena.

Perawatan harus diulang setiap satu sampai dua bulan untuk menumbuhkan kembali rambut, tetapi tidak mencegah terjadinya kerontokan rambut baru.

3. Perawatan mulut

Tablet kortison kadang-kadang digunakan untuk alopecia yang luas, tetapi karena kemungkinan efek samping, Anda harus mendiskusikan pilihan ini dengan dokter.

4. Imunosupresan oral

Seperti metotreksat dan siklosporin, ini adalah pilihan lain yang bisa Anda coba.

Imunosupresan oral bekerja dengan menghalangi respons sistem kekebalan tubuh, tetapi tidak bisa digunakan untuk jangka waktu yang lama karena risiko efek samping.

Misalnya saja tekanan darah tinggi, masalah pada hati, kerusakan ginjal, dan peningkatan risiko infeksi serius dan sejenis kanker yang disebut limfoma.

5. Terapi cahaya

Terapi cahaya disebut juga fotokemoterapi atau fototerapi, yaitu jenis perawatan radiasi yang menggunakan kombinasi obat oral yang disebut psoralen dan sinar UV.(fny/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler