Mengenal Dandim Sidoarjo Letkol Kav Arief Cahyo Widodo

Minggu, 04 November 2018 – 13:22 WIB
Letkol Kav Arief Cahyo Widodo. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SIDOARJO - Dandim 0816/Sidoarjo Letkol Kav Arief Cahyo Widodo memperlihatkan beberapa foto dan video di galeri ponsel miliknya. Ingatannya terbang ke masa lalu. Masa di mana mengikuti berbagai lomba menembak. ''Lomba terakhir Agustus kemarin,'' ujar Arief kepada Jawa Pos.

Lomba yang dimaksud adalah Piala Kepala Staf TNI-AD (KSAD) di Cilodong, Depok. Saat itu yang menjadi peserta adalah ratusan prajurit terbaik dari semua komando utama (kotama) se-Indonesia. Arief yang masih menjadi Komandan Batalyon (Danyon) Kav-10/Mendagiri menjadi perwakilan Kodam XIV/Hasanuddin. Nah, dia turun di kategori pistol eksekutif beregu. ''Lumayan berat persaingannya,'' tutur bapak satu anak itu.

Namun, bersama timnya, Arief meraih hasil yang menggembirakan. Dia meraih juara dua. ''Bangga sekali walaupun hanya dapat medali perak. Jika melihat daftar peserta, semua ahli menembak,'' tambahnya.

Di dunia militer, rekam jejak Arief terbilang apik. Hanya butuh sekali ujian untuk bisa menembus Akademi Militer (Akmil). ''Masuk 1997, setelah SMA langsung daftar,'' ucapnya.

Arief mengatakan tidak pernah memberi tahu keluarganya soal proses masuk Akmil. Keluarganya baru tahu setelah dia lolos dalam persyaratan administrasi. ''Orang tua baru mengetahui waktu saya pamit untuk pendidikan,'' tutur sulung dari tiga bersaudara itu.

Dia menuturkan, semua mengalir seperti air. Arief tidak memiliki persiapan khusus saat masuk Akmil. Untuk menghadapi tes kesehatan, misalnya. Dia hanya mengandalkan keyakinan. Badannya bisa memenuhi persyaratan. Sebab, dia sejak kecil terbiasa melakoni beragam jenis olahraga. Mulai basket, renang, pingpong, sampai lari. ''Lulus pendidikan Akmil pada 2000,'' jelasnya.

Tempat tugas pertamanya di Tangerang, Banten. Dia bergabung di Batalyon Kavaleri 9/Satya Dharma kala. Batalyon yang tergabung dalam Brigif 1/Jaya Sakti. ''Lama di sana, sekitar 10 tahun,'' katanya.

Awalnya, dia menjadi komandan peleton. Arief kerap berpindah posisi. Mulai perwira staf, pers, sampai logistik. Karirnya pun sempat naik menjadi komandan kompi (Danki). Masuk dengan pangkat letnan dua, pria kelahiran 1979 itu keluar batalyon dengan pangkat kapten. ''Dinas selanjutnya di Kodim Tangerang,'' paparnya.

Arief menduduki posisi Pasiintel, tetapi tidak lama. Hanya dua bulan. Dia lantas bergeser ke Jatim. Masuk ke Kodam V/Brawijaya sebagai staf logistik sampai 2013. Dia lantas menjalani Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad). Arief harus menempuh pendidikan selama setahun. Dia kemudian ditugaskan jauh lebih ke timur Indonesia. Tepatnya di Korem 152 Babullah, Ternate, Maluku Utara.

Meski begitu, pria 39 tahun itu tidak kecil hati. Sebab, tugas barunya merupakan promosi untuk mencapai job letkol. ''Di sana dapat perintah sekolah ke Jerman,'' ungkapnya.

Jerman merupakan negara luar ketiga selama berkarir di dunia militer. Sebelumnya, dia menjadi bagian dari pertukaran perwira ke Brisbane, Australia, pada 2007 dan bergabung dengan Satgas Unifil Lebanon dua tahun berselang.

Selama di Lebanon, lomba tembak tingkat internasional diikuti. Bersama prajurit lain dari Indonesia, dia sama-sama bersaing dengan peserta dari negara lain. Di antaranya, Italia, Prancis, dan India. Bertanding di lomba tembak pistol eksekutif, kontingen Garuda menjadi yang terbaik.

Arief tinggal di Jerman selama 11 bulan. Setelah itu, dia menjabat inspektorat di Kodam XVI/Patrimura Ambon. Pada Oktober 2017 dia pindah ke Sulawesi Selatan sebagai Danyon Kav-10/Mendagiri. Di Pulau Celebes itulah keinginannya untuk mendalami keahlian menembak semakin kuat. Di sela-sela tugas, dia bergabung dalam sebuah klub menembak. Namanya Dwidya Sista. ''Di bawah naungan Perbakin. Otomatis terdaftar sebagai atlet Pengprov Sulsel,'' tambahnya.

Lima bulan lalu Arief dikirim mewakili Sulsel untuk bertanding dalam lomba tembak reaksi di Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Namun, nasib baik belum berpihak. 

Dia berharap hobinya bisa terus terasah. Dia berancang-ancang ikut klub menembak baru agar bisa terus mengikuti perlombaan. ''Untuk pekerjaan juga. TNI kan juga dituntut mahir persenjataan,'' katanya. (hasti edi/c15/hud) 

BACA JUGA: Babi Hutan Berkeliaran, Pak Dandim Turun Tangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Dandim  

Terpopuler