Mengenal Geosite Batu Basiha, Warisan Purbakala yang Diakui UNESCO

Sabtu, 27 Februari 2021 – 21:40 WIB
Geosite Batu Basiha di Desa Aek Bolon, Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara. Foto: Antara

jpnn.com, TOBA - Upaya menarik wisawatan terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara.

Salah satunya yakni mengembangkan daya tarik Geosite Batu Basiha dan kawasan sekitarnya menjadi lokasi ekowisata dan agrowisata.

BACA JUGA: UNESCO Tetapkan Kaldera Toba Sebagai Global Geopark

“Di sana ada sawah, ada juga kehidupan sehari-hari masyarakat. Jadi, ini akan digabungkan dengan agrowisata maupun ekowisata yang ada di sana," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba Jhon Piter Silalahi di Medan, Sabtu (27/2).

Geosite Batu Basiha terletak di Desa Aek Bolon, Balige, Kabupaten Toba dan salah satu di antara 16 geosite yang telah diakui Dewan Eksekutif United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 7 Juli 2020 menjadi anggota UNESCO Global Geopark.

BACA JUGA: Geopark Ciletuh Palabuhanratu Sepi Pengunjung, Ini Penyebabnya

Geosite Batu Basiha merupakan salah satu situs peninggalan sejarah yang terbentuk dari pecahan batu akibat letusan Gunung Api Toba pada ratusan tahun lalu.

Tokoh Adat Desa Aek Bolon Timbul Napitupulu mengatakan nama Batu Basiha diambil dari bahasa batak yaitu Batu Sian Hau yang artinya batu dari kayu.

Berdasarkan mitologi masyarakat, Batu Basiha terbentuk dari tumpukan kayu yang rencananya untuk membangun sebuah rumah adat batak oleh nenek moyangnya yaitu oppung Manggak Napitupulu.

"Tetapi setelah tersambar petir tumpukan kayu tersebut berubah menjadi batu," tutur dia.

Timbul Napitulu melanjutkan, sebelum disambar petir, sosok seekor harimau juga sempat mengingatkan agar nenek moyang tidak membuat rumah adat di tempat tersebut, sehingga mengurungkan niat untuk membangunnya.

Sementara itu Kepala Desa Aek Bolon Dapot Simanjuntak menyebutkan sebagian banyak masyarakat memang masih meyakini mitos tersebut sebagai sebuah peringatan untuk menjaga alam dan tidak merusak lingkungan.

Pihaknya bersama pemerintah kabupaten juga telah membangun jalan setapak menuju kawasan Geosite Batu Basiha, sehingga semakin menarik wisatawan untuk datang melihat warisan geologi tersebut.

"Dulu ceritanya ini memang dari mitos tapi sesuai dengan penelitian ini letusan dari Gunung Toba karena itu ke depannya ini mau dikembangkan jadi daerah wisata aek bolon ini," kata dia. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler