jpnn.com, SUKABUMI - Pasca-gempa di Sumur Banten, beberapa tempat wisata di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sepi pengunjung. Kondisi ini diperparah dengan menyebarnya informasi hoaks terkait tsunami akan terjadi di kawasan wisata tersebut.
Hampir semua tempat wisata di kawasan Geopark Ciletuh mengalami penurunan pengunjung. Seperti Puncak Aher dan Puncak Dharma.
BACA JUGA: Pengakuan Mengejutkan Korban Pencurian Rp 1,1 Miliar di Sukabumi
“Pada akhir pekan, kawasan ini biasanya ramai dikunjungi oleh wisatawan tidak kurang dari seratus orang. Namun setelah gempa, paling hanya sekitar 10 orang. Ini akibat adanya hoaks yang tersebar luas di media sosial,” kata salah seorang pengelola tempat wisata Puncak Aher, Hendi, Minggu (4/8).
BACA JUGA: 6 Tempat Wisata Anak di Bogor yang Wajib Dikunjungi
BACA JUGA: Maling Rp 1,1 Miliar di Sukabumi Akhirnya Tewas
Menurut Hendi, pasca-gempa pada beberapa hari lalu, banyak masyarakat atau pengunjung yang terpengaruh oleh kabar hoaks di jejaring sosial. Padahal menurutnya, meskipun getaran gempa terasa di Kabupaten Sukabumi, namun kondisi pantai Sukabumi dipastikan aman.
“Padahal kabar hoaks ini sebenarnya tidak beralasan, karena Puncak Aher berada di dataran tinggi. Tapi tetap saja pengunjung merasa ketakutan karena termakan hoaks itu,” imbuhnya.
BACA JUGA: Penemuan Mayat Bayi dalam Kardus Bikin Geger Warga Parungkuda
Bupati Sukabumi Marwan Hamami menegaskan, masyarakat harus bijak dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai, informasi yang belum tentu kebenarannya langsung dibagikan begitu saja sehingga menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat.
“Saya mendengar waktu terjadi gempa kalau Pantai Palabuhanratu airnya naik, ternyata itu tidak benar. Nah ini yang harus diwaspadai, jangan memberikan informasi yang belum jelas,” tegas Marwan.
BACA JUGA: 3 Tempat Wisata Kekinian di Bandung Ini Wajib Kamu Datangi
Selain itu, Marwan juga meminta agar masyarakat tidak menyebar luaskan foto-foto ataupun kabar yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya dan belum jelas sumbernya.
“Saya minta masyarakat untuk menerima dan menyebarkan berita yang relevan atau resmi. Lebih baik diam dari menyebarkan informasi yang tidak jelas.” pungkasnya. (bam/rs)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lubang Raksasa di Sukabumi Makin Besar, Awalnya 16 Meter, Lalu 20, Gempar..
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti