Mengenal Lebih Dekat Pengobatan Tumor Otak

Jumat, 16 Oktober 2020 – 10:54 WIB
Ahli bedah saraf RS Pantai Penang Dr. Gee Teak Sheng. Foto: Dokpri

jpnn.com, JAKARTA - Penyakit tumor otak dapat diderita oleh lintas usia, baik oleh orang dewasa atau anak-anak. Tumor otak dapat dikategorikan berdasarkan histopatologinya, atau jenis sel tumor otaknya.

Ahli bedah saraf RS Pantai Penang Dr. Gee Teak Sheng mengatakan tumor otak bisa bersifat primer atau metastasis. Tumor otak primer dimulai di otak atau jaringan di dekatnya seperti meninges, saraf kranial, kelenjar pituitari, dan kelenjar pineal.

BACA JUGA: Pengin Akhiri Monopoli Israel, Iran Bikin Alat Pengobatan Tumor Otak Sendiri

“Contoh tumor otak primer yang umum adalah glioma, astrocytoma, gliobalstoma multiforme, oligodendroglioma, meduloblastoma dan lain-lain,” ujarnya.

Menurut Dr. Gee, tumor otak metastatik adalah tumor yang muncul dari bagian tubuh lain dan menyebar ke otak dan tempurung kepala. Sebanyak 44% menyebar ke paru-paru, 10% payudara, 7% sel ginjal, 6% GI, 10% tidak ditentukan.

BACA JUGA: Dokter TT Meninggal Dunia karena Covid-19, Ini Penjelasannya

Tumor otak juga dapat dikategorikan berdasarkan lokasi. Bisa terjadi secara supratentorial, infratentorial, berbasis di wilayah sellar, dasar tengkorak, atau sudut CP.

Faktor risiko memang dapat memengaruhi perkembangan tumor otak, namun sebagian besar tidak secara langsung menjadi penyebab utamanya.

BACA JUGA: Tya Ariesta Kaget Ibunda Divonis Tumor Otak

Faktor yang meningkatkan risiko tumor otak termasuk paparan radiasi serta riwayat keluarga tumor otak. Namun, kebanyakan pasien dengan tumor otak primer, justru penyebabnya tidak jelas.

“Sederhananya, tidak ada yang menginginkan untuk menderita tumor. Bisa saja di saat itulah, tumor menyerang ketika seseorang dalam kondisi tidak mengharapkannya,” terang Dr. Gee.

Saran Dr. Gee yakni selalu waspadai tanda dan gejala tumor otak, seperti sakit kepala, lemas, mati rasa, penglihatan kabur, dan gangguan pendengaran. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan pertolongan secepatnya dan konsultasikan dengan dokter Anda untuk segera melakukan skrining dengan pemeriksaan kesehatan dan pencitraan yang sesuai.

Ada beberapa langkah yang terlibat dalam mendiagnosis tumor otak. Langkah pertama dan terpenting dalam proses diagnosis adalah pemeriksaan neurologis lengkap. Kehadiran gejala dan tanda sangat bergantung pada lokasi tumor.

Mereka dapat bermanifestasi dalam berbagai cara, termasuk sakit kepala, kejang, mual dan muntah yang tidak dapat dijelaskan, kehilangan sensasi pada anggota tubuh, perubahan kepribadian, serta masalah dengan penglihatan, ucapan, dan pendengaran.

Jika mengalami gejala tersebut, langkah selanjutnya adalah melakukan tes pencitraan di otak, yaitu CT scan, MR scan, atau bisa juga dengan CT / MR angiogram.

Pasien kemudian akan menjalani tes lebih lanjut untuk mencari kanker di bagian lain tubuh mereka.

Terakhir adalah tes histopatologi akan dilakukan untuk mengidentifikasi jenis tumor dan tingkatannya, kemudian dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor.

Dr. Gee mengungkap pembedahan tumor otak dapat terjadidalam situasi darurat dan non-darurat. Contoh kondisi gawat darurat untuk melakukanbedah saraf adalah perdarahan tumor, hidrosefalus akut, edema serebral parah dengan kerusakan cepat, dan pituitari apoplexy.

Operasi tumor otak berfungsi untuk mencapai sejumlah tujuan. Ini bisa digunakan untuk mengurangi tekanan pada otak yang disebabkan oleh akumulasi cairan atau untuk mengangkat tumor. Itu bisa berusaha untuk melestarikan dan menyelamatkan fungsi neurologis atau menyelamatkan penglihatan dan kehidupan pasien.

Upaya lainnya yakni denganpemeriksaan histologiyang dapat membantu terapi tambahan seperti radioterapi dan kemoterapi.

Proses pemulihan cukup bervariasi pada setiap pasien karena ada ratusan jenistumor otak danbanyak faktor yang berperan. Proses pemulihan tergantung pada area otak yang terjangkit, jenis dan kompleksitas prosedur yang dilakukan, lokasi tumor di dalam otak, serta kondisi pasien pra-operasi.

Setelah operasi, pasien akan ditempatkan di Unit Perawatan Intensif. Di sini, dokter dan staf perawat akan memantau fungsi otak dan tanda-tanda vitalnya serta mengidentifikasi kekurangan dan komplikasi.

“Biasanya, pemindaian otak pasca operasi juga akan dilakukan. Waktunya tergantung pada kondisi pasien saat ini dan kebutuhan mendesak,” jelasnya.

Setelah kondisi pasienstabil, mereka akan dipindahkan ke bangsal. Kemudian akan menjalani pemeriksaan lanjutanoleh ahli terapi fisik, terapis okupasi, dan terapis bicara. Rehabilitasi akan dilakukan sesuai dengan hasilnya.

Pasien harus menunggu rawat inap di rumah sakit antara tiga dan tujuh hari. Lama waktunya tergantung pada banyak faktor, seperti jenis operasi yang dilakukan, terjadinya komplikasi, atau persyaratan untuk perawatan lebih lanjut.

“Sebagai ahli bedah saraf, kami sering mendapatisetiap kasus secara unik dan berbeda-beda, tetapi yang terpenting adanya kepercayaan dan komunikasi antara dokter dan pasien,” tambah Dr. Gee.

Seperti operasi lainnya, ada sejumlah risiko yang terkait dengan operasi tengkorak. Namun demikian, para dokter ahli bertindak demi kepentingan pasien. Pembedahan dilakukan bila manfaatnya lebih besar daripada risiko bawaan pembedahan.

Selama sesi konsultasi sangat penting agar pasien dan keluarganya memahami hal ini dengan jelas.

“Mereka perlu tahu bahwa meski komplikasi jarang terjadi, hal ini memungkinkan terjadi pada pasien,” jelasnya.

Hal ini dikarenakan pasien tumor otak memiliki prosedur pembedahan berbeda dan menjalani pembedahan yang berbeda pula serta membawa banyak variabel. Meskipun demikian, risiko umum terkait dengan operasi tengkorak antara lain perdarahan pasca operasi, defisit neurologis, komplikasi anestesi, infeksi luka, dan pembengkakan otak, kebocoran CSF.(jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler