Mengenal Melasma pada Wanita Hamil

Jumat, 06 Maret 2015 – 01:45 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - PADA saat hamil, wanita mengalami berbagai macam perubahan salah satunya adalah perubahan kulit. Faktor yang menyebabkan perubahan kulit pada ibu hamil biasanya disebabkan oleh meningkatnya hormon estrogen, progesteron dan adanya peregangan kulit akibat tubuh yang kian membesar.

Dengan adanya perubahan hormon tersebut biasanya sering terjadi masalah kulit saat hamil, salah satunya adalah melasma. Masalah kulit saat hamil akan mengakibatkan ibu hamil merasa tidak nyaman. 

BACA JUGA: Barongsai Extra Joss Meriahkan Cap Go Meh 2015

1. Apa itu melasma?

"Melasma juga dikenal sebagai kloasma, adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan munculnya bercak hiperpigmentasi yang dapat timbul di daerah kulit manapun yang telah terekspos oleh sinar matahari secara terus menerus, biasanya di dagu, pipi, dahi dan bibir atas," kata dokter kulit, Dr. Bethanee Schlosser, seperti dilansir laman Fox News.

BACA JUGA: Ini Underwear Antipemerkosaan Peninggalan Belanda

Meskipun melasma biasanya muncul antara trimester pertama dan kedua, hal ini bisa terjadi pada setiap titik dalam kehamilan.

2. Faktor risiko

BACA JUGA: Kerutan Muncul di Ujung Mata dan Kulit, Anda Kekurangan Antioksidan

Menurut National Institutes of Health, 50 sampai 70 persen wanita hamil akan memiliki melasma. Melasma juga lebih mungkin untuk terulang kembali pada kehamilan berikutnya.

Wanita yang terkena melasma sering memiliki kecenderungan genetik. Bahkan, sebuah penelitian baru-baru ini dalam jurnal Dermatology and Therapy menemukan bahwa 31 persen wanita dengan melasma memiliki riwayat keluarga dengan kondisi sama.

Studi menunjukkan bahwa paparan sinar ultraviolet dari matahari juga merupakan faktor yang signifikan.

Hormon, khususnya estrogen yang tinggi selama-kehamilan dapat juga menyebabkan melasma. Selain itu, pil KB dan terapi penggantian hormon dapat meningkatkan pigmentasi kulit.

"Penelitian lebih baru menunjukkan bahwa sebagian besar pasien kronis dapat mengalami melasma selama beberapa tahun," kata Schlosser.

3. Bagaimana mencegah dan mengobati melasma

- Mengunjungi dokter kulit.

Dokter kulit Anda akan menanyakan tentang riwayat keluarga, melihat pola pigmentasi dan mungkin dapat menggunakan Wood’s light (cahaya hitam). Wood's light dapat membantu dokter menentukan apakah hiperpigmentasi berada dalam lapisan atas kulit atau lapisan dalam kulit dan menyarankan pengobatan yang tepat.

Satu hal yang harus Anda ketahui bahwa gejala melasma hanyalah perubahan warna kulit. Jadi jika Anda juga memiliki rasa sakit, nyeri atau kulit gatal, pastikan untuk berbicara dengan dokter kulit Anda segera.

4. Hindari sinar matahari

Melindungi diri dari sinar matahari selalu merupakan ide yang baik, tapi hal ini sangat penting lagi jika Anda memiliki faktor risiko melasma.

Carilah tabir surya yang mengandung UVA / UVB dengan SPF minimal 50 dan mengandung titanium dioxide atau zinc oxide yang dianggap aman selama kehamilan. 

5. Pertimbangkan pengobatan

Kebanyakan pengobatan untuk melasma tidak aman selama kehamilan atau saat menyusui. Beberapa asam azelaic seperti krim topikal dan asam glikolat kimia, dianggap aman, tetapi Anda tetap harus berkonsultasi dengan dokter Anda. Terlebih lagi, banyak perawatan seperti hydroquinone gagal karena mereka hanya mengobati permukaan kulit bukan melanosit pada tingkat sel. Jadi sebaiknya berbicaralah dengan dokter kulit Anda tentang perawatan yang terbaik untuk Anda.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Tanda-tanda Kanker yang Tidak Anda Sadari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler