Mengenal Potensi Bisnis Minuman Kekinian F&B Lokal

Jumat, 09 Juni 2023 – 16:48 WIB
Hasil survei NAS Consulting & Research terhadap 723 responden usia 15-40 tahun, yang mayoritasnya adalah perempuan menyebutkan bahwa . Foto: Dok NAS Consulting & Research

jpnn.com, JAKARTA - Minuman kekinian belakangan ini tengah populer di hampir semua kalangan usia. Meski demikian, minuman ini tepatnya paling banyak dikonsumsi oleh generasi milineal.

Ini menurut hasil survei NAS Consulting & Research terhadap 723 responden usia 15-40 tahun, yang mayoritasnya adalah perempuan.

BACA JUGA: Gokil, Minuman Kekinian Ini Bisa Dinikmati Dengan Harga Mulai Rp 10 Ribuan

Banyak dari mereka yang sengaja menganggarkan dana untuk membeli minuman segar setiap hari.

Dan pilihan mereka jatuh pada teh kekinian, yang berhasil mengalahkan kopi sebagai minuman pilihan.

BACA JUGA: Bisa Bikin Minuman Kekinian Sendiri di Rumah, Intip Yuk Resepnya

Kedua minuman tersebut mendominasi pilihan responden, meninggalkan es krim, cokelat, dan boba.

Usaha minuman di Indonesia merupakan bisnis yang diidam-idamkan oleh banyak pebisnis dan investor. Dari usaha kecil seperti pedagang kaki lima dan warung hingga perusahaan besar berusaha memenangkan hati pelanggan dan merebut pangsa pasar di industri minuman.

BACA JUGA: Reza Arap dan Wendy Mantap Berbisnis Minuman Kekinian

Bisnis minuman terdiri dari dua segmen utama. Pertama, usaha kemasan minuman siap saji (ready-to-drink) yang kebanyakan dalam kemasan botol plastik yang mudah ditemui di kios dan minimarket di sekitar kita.

Kedua, usaha minuman berdasarkan pesanan (made-to-order) yang banyak dijual di toko-toko khusus dan saat ini digemari anak muda karena rasanya yang unik. Mereka sering menyebutnya sebagai minuman kekinian.

Menjalankan bisnis minuman kekinian seringkali sulit bagi pengusaha yang belum berpengalaman. Selain modal besar, tantangannya adalah kemampuan menciptakan dan mempromosikan nilai unggul suatu produk.

Salah satu alternatif untuk mengatasinya adalah dengan membeli lisensi waralaba (franchise), tetapi biaya yang dikeluarkan terkadang mencapai ratusan juta bahkan miliaran rupiah.

Menengok negara tetangga, ada beberapa kisah sukses pengusaha minuman modern yang berhasil masuk bursa saham negaranya.

Hal ini dilakukan sebagai alternatif untuk mendapatkan modal selain dari venture capital, private equity, atau pinjaman bank.

Pasar saham dinilai cocok karena juga bisa menarik investor ritel untuk berinvestasi. Bayangkan dengan harga segelas teh atau kopi, kita bisa menjadi bagian dari kepemilikan perusahaan teh atau kopi tersebut. Ini tentu saja merupakan peluang investasi yang menarik.

Studi yang dilakukan NAS Consulting & Research menemukan bahwa perusahaan makanan dan minuman yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan nilai saham yang terus meningkat.

Secara khusus, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan investor ritel, karena selain peluang mendulang cuan, harga saham perusahaan makanan dan minuman relatif lebih terjangkau.

Namun sangat disayangkan bahwa sampai saat ini, belum ada perusahaan minuman kekinian yang melantai di BEI.

Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada perusahaan minuman kekinian karya anak bangsa yang terinspirasi dan mengambil langkah berani memanfaatkan pasar saham Indonesia.(dkk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler