jpnn.com, SURABAYA - Kasoem Hearing Center memperkenalkan teknologi bernama Real Ear Measurement (REM) untuk atasi masalah pendengaran, di Surabaya, Minggu (8/12).
Perkenalan teknologi REM itu ditandai dengan pemeriksaan gratis. Banyak masyarakat Surabaya yang antusias.
BACA JUGA: Kasoem Hearing Center Luncurkan Teknologi Pendengaran Terbaru dari Cochlear
Deputy CEO Kasoem Hearing Group Trista Mutia Kasoem menjelaskan REM merupakan metode pengukuran tingkat suara yang dihasilkan oleh alat bantu dengar di dalam liang telinga dengan sebuah perangkat.
Metode itu menjadi standar internasional dalam dunia audiologi.
BACA JUGA: RS Mitra Keluarga & Kasoem Hearing Center Hadirkan Pusat Layanan Kesehatan Pendengaran Terlengkap
“Teknologi ini membantu pengguna mendapatkan manfaat maksimal dari alat bantu dengar mereka, termasuk peningkatan kualitas suara, kenyamanan dalam penggunaan, serta kemampuan berkomunikasi yang lebih baik dalam berbagai situasi," kata Trista.
Kegiatan pemeriksaan REM gratis bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat perihal pentingnya pemeriksaan pendengaran, dengan akses layanan kesehatan yang merata.
BACA JUGA: Peduli Kesehatan Pendengaran, Kasoem Hearing Center Gandeng RS Awal Bros Pekanbaru
"Kami berharap layanan ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kualitas hidup masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan pendengaran,” kata dia.
Sementara itu, National Sales and Strore Operation Kasoem Hearing Center Jaenudin mengatakan perkembangan teknologi, mampu memudahkan orang dengan gangguan pendengaran untuk mendapat perawatan yang akurat
Dia menjelaskan bahwa REM bukan alat pendengar. Namun, salah satu tatanan konsep bagaimana memberikan setelan yang baik kepada pasien, sehingga teknologi apa pun alat pendengar bisa disetel maksimal.
Berdasarkan hasil riset, bagi seseorang yang menggunakan teknologi REM bisa mendengar dari di atas 45 persen, jika berada di tempat keramaian.
“Ketika pasien gangguan dengar di tempat bising saat ini belum bisa sampai 100 persen tetapi setidaknya tidak di bawah 45 persen. Kalau di bawah 45 persen di tempat bising artinya belum bisa optimal atau bermanfaat,” kata Jaenudin.
Hasil dari kegiatannya keliling ke berbagai daerah di Indonesia itu, saat ini sudah ada lebih dari 100 orang yang merasakan manfaat dari pemeriksaan pendengaran.
"Ada pasien anak dan juga orang dewasa. Harapannya, masyarakat Indonesia bisa mengoptimalkan alat bantu dengar ini," ucap Jaenudin.
Seperti diketahui, selain Surabaya, edukasi dan pemeriksaan gratis tersebut juga diadakan di beberapa daerah di Indonesia, mulai dari Cirebon, Jakarta, Bandung, Lampung, Semarang, Solo, Serang, Palembang, Medan, Padang, Samarinda Balikpapan, dan Malang. (mcr23/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lewat Cara ini Kasoem Hearing Center Dukung Dokter Tangani Masalah Pendengaran
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Ardini Pramitha