Mengenal Varian Mu, Apakah Bisa Masuk ke Indonesia?

Selasa, 14 September 2021 – 08:34 WIB
Ilustrasi - IDI sudah mewanti-wanti pemerintah agar tidak kecolongan dengan adanya varian Mu. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Setelah varian alpha, delta dan sebagainya, kini muncul Mu. Bukan kependekan dari Manchester United.

Varian Mu dikenal sebagai B.1.621.

BACA JUGA: Gelombang Kepulangan PMI Dimulai, Pemda Waspadai Varian Mu

Saat penularan wabah virus corona di Indonesia semakin landai dalam kurun waktu satu bulan terakhir, varian Mu membayangi. 

Bayang-bayang kekhawatiran itu didasarkan pada dua sebab.

BACA JUGA: Fahira Idris: Segera Terapkan Strategi Cegah Varian Mu Masuk Indonesia

Pertama, berdasarkan pengalaman di banyak negara, termasuk Indonesia, wabah corona seperti gelombang yang datang dan pergi. Karena, potensi kembali munculnya virus ini selalu ada, maka kewaspadaan, antisipasi, dan mitigasi adalah mutlak.

Kedua, mutasi virus yang telah terjadi dalam beberapa varian baru. Itu menunjukkan bahwa kerja keras pengendaliannya seperti meniti jalan panjang yang sulit diprediksi ujungnya.

BACA JUGA: Khawatir soal Varian Mu, IDI Minta Ini Pada Pemerintah

Varian Mu pertama kali terdeteksi di Kolombia pada Januari 2021. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikannya sebagai "Variant of Interest" (VOI).

Label VOI, seperti dikutip dari Livescience, Jumat (3/9), berarti prevalensi varian tersebut meningkat di beberapa wilayah.

Mutasinya cenderung memengaruhi karakteristik virus, seperti penularan atau tingkat keparahan penyakit.

Menurut WHO, varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan vaksin.

Data awal studi laboratorium menunjukkan antibodi yang dihasilkan sebagai respons terhadap vaksinasi COVID-19 atau infeksi sebelumnya kurang mampu menetralisisai atau mengikat dan menonaktifkan varian Mu.

Namun, temuan ini masih perlu dikonfirmasi melalui penelitian selanjutnya.

WHO menyatakan masih memerlukan lebih banyak penelitian untuk lebih memahami varian Mu dan penyebarannya.

Sejauh ini, varian Mu telah terdeteksi di 39 negara, termasuk di Amerika Selatan, Eropa, dan Amerika Serikat.

Menurut Medpage Today, sebuah studi dari University of Miami mendeteksi varian ini pada sembilan persen kasus di Jackson Memorial Health System di Miami.

Meskipun Mu ditemukan kurang dari 0,1 persen dari semua kasus COVID-19 di seluruh dunia, tetapi varian ini menyumbang 39 persen dari kasus di Kolombia dan 13 persen di Ekuador, dan telah meningkat prevalensinya di wilayah tersebut.

Terkait penularannya, otoritas kesehatan di Inggris mencatat varian ini tidak menyebar sangat cepat dan tak lebih menular daripada varian delta, tetapi Mu punya kemampuan menghindari kekebalan yang diinduksi vaksin.

Anggota DPD RI Fahira Idris mewanti-wanti agar situasi pandemi yang sudah mulai membaik di Indonesia saat ini tetap terjaga.

Untuk itu, harus segera diformulasikan dan diterapkan strategi mencegah masuknya varian Mu ke Indonesia.

Tensi penanganan wabah COVID-19 yang cenderung mulai menurun ini menjadi momentum sangat baik bagi pemerintah untuk lebih fokus memformulasikan strategi komprehensif dalam mencegah semaksimal mungkin masuknya varian Mu.

Satgas Penanganan COVID-19 telah mencermati perkembangan varian baru tersebut di tingkat global, dan kemudian menetapkan antisipasi penyebarannya di Indonesia.

Salah satu inti dari mengantisipasinya adalah menguatkan kewaspadaan semua pihak mengenai potensi penularan mutasi varian baru dari virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 tersebut.

Kewaspadaan tersebut juga telah disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Perubahan Perilaku, dr Reisa Broto Asmoro dalam "Siaran Sehat Kesiapsiagaan Hadapi Varian Baru" secara daring di Jakarta, Senin (13/9).

Yang perlu diketahui juga bahwa mutasi virus itu bereplikasi. Semakin banyak virus berkembang biak dan berpindah inang, maka semakin besar kemungkinan bermutasi.

Namun, mutasi virus tersebut merupakan bentuk alamiah dari sebuah virus yang sedang menyesuaikan diri dan ingin bertahan hidup.

Dalam penyesuaian itu, tidak semua efek mutasi pada suatu virus berbahaya.

Proses mutasi dapat membuat virus itu sendiri hancur atau bertahan dan memiliki daya serap yang lebih hebat.

Contohnya, virus SARS-CoV-2 merupakan variasi dari berbagai seri mutasi dari virus SARS-CoV-1 yang menyebabkan terjadinya wabah SARS di sejumlah negara seperti Hong Kong, Singapura, dan Taiwan, pada 2002.

Jadi, mutasi ini sebagai cara makhluk hidup berevolusi sehingga pasti terjadi. Tugas semua pihak adalah mempelajari, memantau, dan memahami, supaya mutasi ini terantisipasi dan perlindungan yang tepat.

Walaupun COVID-19 telah ditetapkan oleh WHO termasuk dalam kategori VOI, tetapi seluruh pihak perlu mewaspadai jika tercipta varian baru akibat mutasi dari virus SARS-CoV-2 yang dapat masuk ke dalam kategori variant of concern atau VOC.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi juga bersuara terkait potensi masuknya Mu di Indonesia.

Pemerintah terus melakukan berbagai upaya pencegahan sebagai bentuk antisipasi bila mutasi varian baru seperti varian Mu ditemukan di Indonesia.

Walaupun sebenarnya varian yang beredar di Indonesia saat ini adalah sebagian besar atau sebanyak 98 persen adalah varian delta, tentu adanya informasi varian Mu ini yang digolongkan sebagai VOI terus diwaspadai.

Pemerintah seharusnya terus memastikan bahwa pelaku perjalanan yang berasal dari luar negeri tidak membawa varian Mu ataupun jenis varian lainnya ke dalam Tanah Air.

Pemerintah terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan pengetatan, pembinaan, pengawasan, dan skrining, di pintu-pintu masuk ke Indonesia untuk memantau varian baru termasuk bila ada varian lokal.

Hal tersebut dilakukan karena makin banyak orang yang melakukan perjalanan dari sebuah negara ke negara lain, baik datang ke suatu negara maupun hanya melakukan transit untuk berpindah ke negara lain.

Karena itu, skrining dan pengawasan lalu lintas dan mobilitas orang antarnegara harus diperkuat, sehingga potensi masuknya Mu diyakini dapat diantisipasi sejak dini.

Semua orang pasti tidak ingin ada gelombang baru COVID-19 setelah penyebaran varian delta mulai landai.

Karena itu, landainya perkembangan wabah selayaknya disikapi dengan tetap waspada. (srimuryono/antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler