jpnn.com, JAKARTA - Windy Cantika Aisah menjadi bintang anyar di tim nasional angkat besi Indonesia.
Meski masih berusia 17 tahun, Cantika berhasil menunjukkan potensi yang membuat para pelatih terkagum-kagum.
BACA JUGA: Chen Long Dipukul Tunggal Tuan Rumah di Babak Pertama Japan Open 2019
Kemunculan Cantika di timnas sebenarnya berawal dari kondisi darurat. Sebab, timnas kehilangan dua lifter andalan.
BACA JUGA: SEA Games 2019: Timnas Angkat Besi Yakin Windy Cantika Aisah Raih Emas
BACA JUGA: Olimpiade 2020: Bagus Saputra dan Rio Akbar Poles Kemampuan di Prancis
Mereka ialah Sri Wahyuni Agustiani yang menikah lalu hamil dan penggantinya, Acchedya Jaggadhita, yang tersandung kasus doping.
Cantika sendiri baru masuk pelatnas pada Februari. Meski demikian, dia langsung membetot perhatian saat tampil pada Kejuaraan Asia 2019 di Ningbo, Tiongkok.
BACA JUGA: SEA Games 2019: Timnas Angkat Besi Yakin Windy Cantika Aisah Raih Emas
Meski tidak meraih medali, cewek yang berlaga di kelas 49 kg itu pulang membawa tiga rekor dunia remaja.
Rekor itu dia pertajam saat terjun dalam IWF Junior World Championship 2019 di Suva, Fiji, bulan lalu.
Lifter kelahiran Bandung, 11 Juni 2002 tersebut melengkapi pembaruan rekornya dengan menyabet tiga perak.
Hasil di dua dua kejuaraan itu melontarkan Cantika, sapaan akrabnya, ke peringkat 18 dunia.
Seperti Sri dan Acchedya, Cantika juga diproyeksikan untuk lolos ke Olimpiade 2020.
Oleh karena itu, dia harus mampu menembus posisi delapan besar. Cantika sendiri mengakui target tersebut cukup berat.
"Lifter senior saja susah payah dan butuh waktu panjang (untuk menembus Olimpiade), apalagi saya,'' tutur Cantika.
Dia mengaku memiliki ketakutan. Meski demikian, dia berpegang pada kata-kata pelatihnya untuk menjalani setiap proses dengan sebaik-baiknya.
“Dapat syukur, kalau enggak dapat, ya, enggak apa-apa. Mengalir saja. Jalani dengan enjoy," papar dia.
Pelatih angkat besi Dirdja Wihardja mengatakan, target utama Windy adalah emas Asian Games 2022.
Dia melihat Windy punya potensi besar untuk itu. Namun, karena usia Cantika masih sangat belia, otot-ototnya belum matang.
PB PABSSI masih memperkuat hal-hal dasar terlebih dahulu. Cantika bisa mencapai peak performance sekitar tiga tahun lagi.
"Cantika masih muda. Kami tidak terlalu memberi latihan yang berat. Yang utama mempersiapkan otot supaya bisa meningkatan power dia," jelas Dirdja.
Saat ini Cantika memiliki total angkatan terbaik 179 kg. Dirdja mengatakan, untuk bisa lolos ke Tokyo, Cantika harus bisa mencapai total angkatan setidaknya 185 kg.
Bukan hal mudah untuk menambah 6 kg lagi dalam waktu kurang dari setahun.
Di sisi lain, Cantika unggul dalam hal kecepatan. Namun, dia masih harus menyempurkan angkatan clean and jerk.
"Itu karena basic power yang masih kurang. Kalau angkatan snacth, dia sudah luar biasa,'' puji Dirdja.
Oleh karena itu, Dirdja menargetkan secara bertahap. Cantika diproyeksikan mengikuti enam turnamen sebelum bisa menyandang predikat Olimpian (peserta Olimpiade).
Dua kejuaraan sudah dilalui dengan baik. Tahun ini Cantika masih bisa mengikuti IWF World Championship 2019, Asian Junior Championship 2019, dan SEA Games 2019.
"Pertama, angkatan jangan sampai gagal dalam setiap turnamen. Bisa fatal karena enggak dapat poin. Kedua, bisa meningkatkan total angkatan. Sedikit demi sedikit yang penting meningkat," jelas Dirdja. (ragil putri/tyasefania febriani/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesimistis Hadapi Olimpiade 2020, Timnas Panjat Tebing Bidik 2024
Redaktur & Reporter : Ragil