Mengerikan! Masuk Kampus dan Menembak Membabi Buta

Jumat, 03 April 2015 – 06:16 WIB
Warga muslim setempat menyumbangkan darah di rumah sakit Garissa bagi para korban serangan sekelompok pria bersenjata di Garissa University College yang mengincar mahasiswa Kristen. (AP Photo)

jpnn.com - MOGADISHU – Jeritan-jeritan histeris terdengar di kampus Garissa University College, Kenya, Kamis (2/4).

Itu terjadi setelah militan Al Shabaab menyerbu masuk ke kampus dan menembak secara membabi buta. Dilaporkan 15 tewas dan lebih dari 65 orang luka-luka. Empat korban luka lainnya dilarikan ke rumah sakit di Nairobi karena kritis.

BACA JUGA: Tambah Tua, Bu Sheila Kian Suka Berpose Tanpa Busana

’’Polisi dan tentara telah mengepung Garissa University College. Kami akan berusaha membuat para pelaku keluar,’’ ujar Kepala Polisi Kenya Joseph Boinet.

Dia menjelaskan bahwa serangan terjadi pada pagi. Seluruh militan masuk ke kampus dengan mengenakan topeng. Setelah melakukan penembakan, mereka menyandera puluhan orang. Belum diketahui secara pasti jumlah sandera. Namun, kampus yang didirikan pada 2011 itu memiliki 815 mahasiswa.

BACA JUGA: Foto Terakhir Wanita 101 Tahun Bersama Cicitnya Ini Disukai Jutaan Orang

Sama dengan serangan-serangan Al Shabaab sebelumnya, mereka memisahkan antara mahasiswa muslim dan nonmuslim. Hanya mahasiswa nonmuslim yang dijadikan sandera, sedangkan yang muslim dibiarkan bebas.

Mahasiswa yang telah dibebaskan sekitar 50 orang. ’’Kami memisahkan orang-orang dan membebaskan yang muslim. Pertarungan masih berlangsung di dalam kampus,’’ ujar Syekh Abdiasis Abu Musab, juru bicara operasi militer Al Shabaab.

BACA JUGA: Keajaiban Tuhan, Bayi Lahir Tanpa Hidung dan Ibunya Berkata Dia Sempurna

Polisi berhasil menembak mati seorang pelaku saat berusaha melarikan diri dari lokasi. Baku tembak terus terjadi. Toko-toko di sekitar lokasi kejadian ditutup. Rumah sakit di Garissa juga ditutup untuk umum. Para dokter disiagakan untuk merawat para korban luka.

’’Ini mengerikan. Ada tembakan di mana-mana,’’ ujar mahasiswa bernama Augustine Alanga yang berhasil melarikan diri.

Grace Kai, salah seorang mahasiswa di Garissa Teachers Training College, menyatakan bahwa serangan itu sudah diprediksi sebelumnya. Ada desas-desus bahwa Kota Garissa akan diserang karena beberapa orang asing tampak berkeliaran. Mereka ditengarai teroris.

’’Pada Senin, rektor menyatakan bahwa orang asing tampak di kampus. Selasa, kami dipulangkan cepat dan kampus ditutup. Tetapi, kampus Garissa University College tetap buka dan kini mereka diserang,’’ ujar Kai yang kampusnya bersebelahan dengan Garissa University College. Saat kejadian, Garissa University College hanya dijaga dua orang polisi.

Serangan itu menjadi pukulan telak bagi Presiden Kenya Uhuru Kenyatta. Sehari sebelum penyerangan, dia menyatakan bahwa negaranya aman untuk dikunjungi turis. Dia bahkan mendesak penduduk Kenya di luar negeri membantu menarik turis.

Kenyatta mengkritik peringatan yang diberikan Australia dan Inggris terhadap warganya agar menghindari Nairobi dan resor-resor di pantai Kenya. Sayangnya, peringatan dari Australia dan Inggris itu benar adanya.

Penduduk Kenya menyalahkan pemerintah atas serangan Al Shabaab yang terus terjadi di negaranya. Tensi serangan naik setelah Kenya mengirim pasuka ke Somalia untuk memerangi militan Al Shabaab. Imbasnya, mereka marah dan balik menyerang Kenya.

Selama ini Kota Garissa memang menjadi target yang paling mudah bagi militan Al Shabaab. Sebab, lokasinya dekat dengan Somalia sehingga militan Al Shabaab mudah melarikan diri setelah menyerang. Meski mengetahui hal itu, penjagaan di Garissa tidak terlalu ketat. (AFP/Reuters/BBC/sha/c4/ami)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diminta Diet Spageti, Franciscus Tak Ingin Lama-Lama jadi Paus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler