Mengharukan, Korban Kecelakaan Tol Cipali Sempat Minta Semur Jengkol

Selasa, 01 Desember 2020 – 12:45 WIB
Sulis Wahyuni (baju merah, kerudung hitam) saat menemui para kerabat korban di rumahnya, Desa Kalimade, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan. Foto: Nanang Rendi Ahmad/Jawa Pos Radar Semarang

jpnn.com, PEKALONGAN - Senin (30/11) kemarin pagi, Sulis mendapatkan kabar duka di kediamannya, Desa Kalimade, RT4/RW2, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan.

Kabar itu ia dapat dari Abdul Ghofur, perangkat desa yang masih kerabatnya.

BACA JUGA: Kemenhub: Kecelakaan Beruntun di Tol Cipali Libatkan ODOL dan Travel Gelap

Minibus (travel) yang ditumpangi anak, cucu, dan menantunya, mengalami kecelakaan beruntun di kilometer 78 jalur A Tol Cipali, Purwakarta, Jawa Barat.

Data yang dihimpun Radar Semarang, kecelakaan itu melibatkan tiga kendaraan sekaligus.

BACA JUGA: Permintaan Terakhir Korban Kecelakaan di Tol Cipali, Tak Terduga

Sebuah truk tronton berhenti mendadak karena mesin mati. Dari arah yang sama, truk tronton lain menabrak bagian belakang truk pertama.

Disusul travel yang ditumpangi keluarga Sulis menabrak bagian belakang truk kedua.

BACA JUGA: Innalillahi, 10 Orang Tewas Dalam Kecelakaan di Tol Cipali

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 03.00 dinihari. Hingga kemarin sore, dikabarkan sepuluh orang meninggal akibat kecelakaan itu.

Termasuk Vina Mutiara, 25 (anak), Maura Adelia Putri, 4 (cucu), dan Maulana, 32 (menantu).

Kepada para petakziah, Sulis bercerita. Tiga orang kesayangannya itu tinggal di Jakarta.

Mereka hendak pulang ke Pekalongan karena Sulis hendak menggelar selamatan (tahlilan) setahun kematian suaminya.

Tahlilan akan dilaksanakan Senin (30/11) malam.

Acara tahlilan sudah Sulis persiapkan betul. Jamuan dan snack telah ia pesan.

Sulis sangat menanti kedatangan Vina, Adel, dan Maulana. Nahas, tiga orang yang ia nantikan kedatangannya, meninggal dalam perjalanan.

“Saya benar-benar sedih. Setahun lalu ditinggal suami. Kini Tuhan memanggil anak, cucu, dan menantu saya,” katanya.

Sulis mengungkapkan, sehari sebelum peristiwa, Vina sempat mengaku rindu masakan Sulis. Vina meminta Sulis memasak nasi megono dan semur jengkol.

“Itu ia katakan lewat telepon. Katanya akan ia makan ketika sampai di sini,” ungkapnya.

Itu bukan percakapan terakhir Sulis dan Vina. Minggu (29/11) malam, sebelum berangkat ke Pekalongan, Vina sempat menelepon Sulis.

Vina mengabarkan akan menuju Pekalongan naik travel.

Dalam telepon itu, Sulis juga bercakap-cakap dengan Adel cucunya.

“Saya juga heran, tak biasanya mereka pulang kampung naik travel. Biasanya selalu naik sepeda motor bertiga,” kenang Sulis.

Dia mengaku tak punya firasat apa-apa.

Namun, memang, Senin dini hari sekitar pukul 02.30, ia terbangun dari tidur.

Ia terbangun dan tiba-tiba terperanjat karena merasa ada suara Vina memanggil.

Ia mengira anak, cucu, dan menantunya telah tiba.

“Saya keluar kamar dan menengok ke teras. Saya kira mereka sudah sampai. Ternyata tidak ada siapa-siapa. Saya kembali istirahat,” ungkapnya.

Paginya ia menerima kabar, Vina, Adel, dan Maulana meninggal. Ia kehilangan anak sulung, cucu satu-satunya, dan menantu.

Kini Sulis hanya tinggal bersama anak perempuan kedua, atau adik Vina.

“Saya mencoba ikhlas. Semoga mereka diterima di sisi Allah,” kata Sulis. (nra/ida/bas)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler