Menghidupi Rakyat ketimbang Memusuhi Amerika, Benarkah Kim Jong Un Sudah Berubah?

Minggu, 02 Januari 2022 – 01:54 WIB
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un. Foto: Reuters

jpnn.com, PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandai 10 tahun berkuasa dengan berpidato, yang lebih banyak menyebut pangan dan seragam sekolah ketimbang senjata nuklir atau Amerika Serikat, menurut ringkasan yang dirilis media resmi, Sabtu.

Kim berpidato di akhir Rapat Paripurna ke-4 Pertemuan ke-8 Komite Pusat Partai Buruh Korea (WPK) yang dimulai pada Senin.

BACA JUGA: Kim Jong Un Sudah Siap Berdamai dengan Korsel, tetapi AS Merusak Semuanya

Sasaran utama Korut pada 2022 akan difokuskan pada pembangunan ekonomi dan peningkatan taraf hidup rakyat ketika negara itu menghadapi "perjuangan besar hidup dan mati", kata Kim.

Pertemuan itu berbarengan dengan peringatan 10 tahun Kim menjadi pemimpin Korut setelah kematian ayahnya pada 2011.

BACA JUGA: Film Dokumenter Pembunuhan Adik Kim Jong Un Tayang Bulan Ini

Kim sebelumnya memanfaatkan pidato seputar Tahun Baru untuk mengumumkan kebijakan besar, seperti membangun hubungan diplomatik yang signifikan dengan Korea Selatan dan AS.

Namun ringkasan pidato yang disiarkan media resmi Korut tidak secara spesifik menyebut AS, tapi hanya menyinggung pembicaraan –yang tidak dijelaskan secara detail– tentang hubungan antar-Korea dan "urusan eksternal".

BACA JUGA: Pejabat Korut Bikin Kesalahan Fatal Terkait Penanganan COVID-19, Begini Reaksi Kim Jong Un

Fokus domestik dalam pidato itu menegaskan masalah ekonomi yang dihadapi Kim di dalam negeri, di mana penutupan perbatasan untuk mencegah COVID telah membuat Korut semakin terisolasi.

Badan-badan bantuan internasional memperingatkan kemungkinan terjadinya kelangkaan makanan dan krisis kemanusiaan di Korut.

"Tugas utama Partai kita dan rakyat tahun depan adalah untuk memberikan jaminan pasti tentang implementasi rencana lima tahun dan membawa perubahan luar biasa dalam pembangunan negara dan taraf hidup rakyat," kata Kim.

Dia menghabiskan sebagian besar pidatonya untuk menjelaskan isu-isu domestik, mulai dari rencana ambisius untuk membangun daerah pedesaan hingga pangan rakyat, seragam sekolah dan perlunya menindak "praktik-praktik nonsosialis".

Fokus besar dalam pembangunan desa kemungkinan merupakan strategi populis, kata Chad O'Carroll, pendiri NK News, laman tentang isu-isu Korut yang berbasis di Korsel.

"Secara keseluruhan, Kim mungkin menyadari bahwa mengangkat rencana pengembangan militer canggih ketika rakyatnya mengalami kekurangan pangan dan kondisi sulit di luar Pyongyang bukanlah ide yang bagus tahun ini," katanya lewat Twitter.

Laporan media resmi pada Sabtu menyinggung pembangunan "sistem persenjataan ultra modern" sebagai capaian besar tahun lalu. Disebutkan pula bahwa Kim menyerukan peningkatan pertahanan nasional untuk menghadapi situasi global yang tidak stabil.

Pabrik traktor yang disebutnya dalam pidato kemungkinan akan digunakan untuk memproduksi kendaraan peluncur rudal, kata analis asing, dan Korut diyakini telah meningkatkan persenjataannya meski menerapkan lockdown.

Laporan tentang pidato Kim tidak menyebut seruan AS untuk pembicaraan soal penghapusan nuklir, atau desakan Korsel untuk mengumumkan akhir Perang Korea 1950-1953 secara resmi sebagai langkah untuk melanjutkan negosiasi.

Korut sebelumnya mengatakan pihaknya terbuka untuk upaya diplomasi, namun menganggap tawaran AS merupakan sesuatu yang hampa ketika "tindakan bermusuhan" seperti latihan militer dan sanksi terus berlanjut. (ant/dil/jpnn)

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler